Tapteng (ANTARA) - Proses pencarian kepada korban Randu Sihite (11), bocah yang hanyut karena terseret arus laut saat mandi-mandi di Pantai Muara Lubuk Tukko, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, resmi dihentikan oleh Basarnas.
“Kita sudah melakukan pencarian selama 7 hari lamanya dan belum membuahkan hasil. Bahkan metode pencarian yang kita lakukan dengan cara memasang pengkait kayu sepanjang 3 meter guna untuk memudahkan penemuan korban di dasar laut yang berlumpur dan berpasir. Kita sudah lakukan penarikan dengan cara ini sepanjang 1-2 mil, tetap juga belum berhasil. Dan sesuai dengan SOP jika selama 7 hari proses pencarian dilakukan dan tidak membuahkan hasil, maka proses pencarian dihentikan. Jadi semalam, Sabtu (4/5), proses pencarian sudah dihentikan,” terang Koordinator Pos SAR Sibolga Harry Susanto yang dikonfirmasi ANTARA, Minggu (5/5).
Walaupun proses pencarian sudah dihentikan, namun menurut Harry, jika ada informasi yang jelas dan akurat tentang keberadaan korban, maka Basarnas Sibolga siap kembali melakukan operasi SAR dan mengevakuasi jenazah korban.
“Kita tetap siap melakukan operasi jika ada tanda-tanda yang akurat atas keberadaan korban. Orangtua korbanpun mengucapkan terima kasih kepada Basarnas atas proses pencarian yang sudah dilakukan selama 7 hari. Dan hal ini juga sudah kami laporkan kepada Bupati Tapanuli Tengah,” sebut Harry.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, tiga orang anak hanyut di Pantai Muara Lubuk Tukko, Pandan, Tapteng, Minggu siang (28/4/), saat sedang mandi-mandi di laut. Satu dari antara mereka berhasil selamat atas Tiara (10). Sementara korban yang meninggal atas nama Adel Sihite (9), dan korban yang hilang atas nama Randu Sihite (11). Adel Sihite dan Randu adalah kakak beradik.
Basarnas hentikan pencarian korban hanyut
Minggu, 5 Mei 2019 20:18 WIB 1985
Proses pencarian resmi dihentikan sesuai dengan SOP Basarnas. Kata Koordinator Pos SAR Sibolga Harry Susanto