Jakarta (ANTARA) - Lomba Berpidato dan Bercerita dalam Bahasa Indonesia diselenggarakan kelima kalinya di Kairo, dan diikuti warga Mesir, peserta program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA).
"Lomba Berpidato dan Bercerita menjadi sarana pembelajaran yang amat penting, khususnya untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia, baik dalam pengayaan kosakata maupun dalam mengekspresikan kata dan kalimat yang benar sesuai dengan makna dan situasi,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo Usman Syihab melalui keterangan tertulis, Jakarta.
Menurut Usman, mempelajari Bahasa Indonesia sama pentingnya seperti mempelajari bahasa-bahasa lain.
Bahasa Indonesia bukan hanya alat tutur bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga mayoritas penduduk negara-negara ASEAN.
"Mereka yang mampu berbahasa Indonesia berarti juga mampu berkomunikasi dengan lebih dari 400 juta penduduk dunia,” tutur Usman.
Babak final Lomba Berpidato dan Bercerita dalam Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing dilaksanakan di Ruang Balai Budaya KBRI Kairo, Selasa (30/4).
Babak final Lomba Berpidato dan Bercerita dalam Bahasa Indonesia di Mesir kali ini diikuti oleh 17 peserta, terdiri dari delapan peserta lomba berpidato, dan sembilan peserta lomba bercerita.
Para peserta terdiri dari para siswa program BIPA di Pusat Kebudayaan Indonesia (Puskin) KBRI Kairo, Pusat BIPA Universitas Al-Azhar Kairo, dan Pusat BIPA Pusat Studi Indonesia (PSI) Universitas Canal Suez Ismailia.
Sebelumnya telah dilaksanakan dua kali babak penyisihan yang bertempat di PSI Ismailia pada 22 April 2019 yang diikuti oleh enam peserta lomba berpidato dan delapan peserta lomba bercerita, kemudian di Puskin Dokki pada 24 April 2019 yang diikuti oleh sembilan peserta lomba berpidato dan 11 peserta lomba bercerita.
Tahun ini, Lomba Berpidato dan Bercerita dalam Bahasa Indonesia mengangkat tema “Toleransi dan Pemahaman Antarbudaya”.
Tema tersebut dipilih mengingat bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa. Setiap suku mempunyai tradisi dan budaya yang berbeda-beda. Selain itu, rakyat Indonesia juga mempunyai keyakinan keagamaan yang bermacam-macam, seperti beragama Islam, Kristen, Hindu, Buddha, aliran kepercayaan, dan lain sebagainya.
Meski demikian, antar sesama anak bangsa saling hidup rukun dan damai. Mereka punya sikap toleran yang tinggi serta menghormati atas perbedaan kebudayaan dan keyakinan masing-masing.
“Kita berharap dapat terus memahami keanekaragaman suku, budaya, dan agama, serta tetap dapat bersikap toleran terhadap perbedaan dan keanekaragaman tersebut,” ujar Usman.
Dari total 17 peserta pada babak final perlombaan ini, dipilih tiga peserta terbaik sebagai juara lomba berpidato dan tiga peserta terbaik sebagai juara lomba bercerita.
Lomba berpidato dimenangi oleh Asmaa Tahsin Mohamed sebagai Juara I, Alaa Reda Abdelwahab sebagai Juara II, dan Hala Ismail Elshafie sebagai Juara III. Adapun Lomba bercerita dimenangi oleh Doha Muhammad Mounir sebagai Juara I, Sohila Ahmed Esmatt sebagai Juara II, dan Merna Ibrahim Faza sebagai Juara III.
Juara I Lomba Berpidato dan Juara I Lomba Bercerita akan dikirim ke Indonesia untuk mengikuti upacara HUT RI bersama Presiden RI dan berkeliling ke beberapa kota wisata di Indonesia.
Selain itu, di Jakarta nanti, para pemenang dari seluruh dunia akan dilombakan lagi untuk menentukan juara tingkat dunia di bidang yang sama.
Tahun lalu pemelajar BIPA di Mesir utusan KBRI Kairo, yaitu Fatimah Gamal, telah berhasil menjadi juara ke-2 tingkat dunia dalam Lomba Berpidato dalam Bahasa Indonesia.