Medan,7/10 (Antara) - Gubernur Sumatera Utara HT Erry Nuradi mengapresiasi dioperasikannya Klinik Prodia Health Care dan
Regional Referral Laboratorium pertama di Medan untuk menekan jumlah masyarakat berobat ke luar negeri.
"Dari 500-1.000 orang warga Sumut yang ke Malaysia dan Singapura setiap bulannya, 80 persen tujuannya berobat. Kondisi itu sangat disayangkan sehingga Prodia diharapkan bisa memberi solusi," ucapnya di Medan, Sabtu.
Dia mengatakan itu saat meresmikan Klinik Prodia Health Care atau PHC dan Regional Referral Laboratorium (laboratorium rujukan regional) pertama di Medan yang berlokasi di Jalan S Parman.
Menurut Gubernur Erry Nuradi, kehadiran PHC dan Regional Referral Laboratorium di Medan itu diharapkan memulihkan kepercayaan masyarakat dengan layanan kesehatan.
Apalagi sebenarnya, kata Erry, sejak dulu bahkan hingga sekarang negara asing khususnya Malaysia masih menjadikan Fakultas Kedokteran di Sumut seperti Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai tempat belajar.
Kondisi itu menunjukkan masih dinilai bagusnya ilmu kedokteran di Sumut atau Indonesia.
"Jadi harusnya masyarakat semakin percaya dengan pelayanan kesehatan di dalam negeri,"katanya.
Adapun soal infrastruktur yang kurang memadai yang diduga menjadi salah satu penyebab masyarakat memilih berobat ke luar negeri, ujar Erry sudah terus diatasi pemerintah.
Jalan Tol Medan -Tebing Tinggi, Sumut misalnya sudah rampung dan akan diresmikan Presiden Joko Widodo segera mungkin.
"Mudah-mudahan dengan adanya layanan Prodia yang lebih baik dan lengkap, jumlah masyarakat yang berobat ke luar negeri menurun bahkan bisa tidak ada lagi,"katanya.
Komisaris Utama Prodia Andi Widjaja menyebutkan, ilmu dokter di dalam negeri semakin membaik, tetapi dalam menjalankan tugas kedokterannya diakui masih belum fokus akibat pendapatannya lebih rendah dari profesi serupa di luar negeri.
Kemudian adanya salah persepsi yang beranggapan bahwa dokter Indonesia yang praktek di luar negeri merupakan dokter internasional.
"Kondisi itu damoak semua sistem yang salah sehingga harus dibenahi,"katanya.
Masyarakat misalnya, ujar Andi Widjaja harus mengetahui, selain cukup diakuinya dokter Indonesia di luar negeri, banyak prestasi lainnya yang sudah teruji di bidang kedokteran atau kesehatan.
Indonesia, ujar dia, masih dijadikan sebagai tempat belajar kedokteran atau layanan kesehatan.
Kemudian, Prodia sudah masuk dalam posisi ke-6 terbesar/terbaik di duniia, sementara perusahaan layanan serupa di Malaysia tidak termasuk.
"Operasional PHC di gedung mewah di Medan dan beberapa kota lainnya juga diharapkan bisa menenuhi keinginan masyarakat yang masih beranggapan bahwa pelayanan yang baik itu di gedung yang mewah,"katanya.
Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty yang didampingi Regional Head Wilayah-I Prodia Hermin Tikumaqdika dan Branch Manager Prodia Medan Titin Agustina, menyebutkan, Prodia melayani kunjungan pelanggan lebih dari 2 juta orang per tahun.
PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), pelopor sekaligus pemimpin laboratorium klinik di Indonesia terus memperluas dan meningkatkan kualitas layanannya ke berbagai daerah.
Dia menjelaskan PHC, layanan berbasis wellness serta laboratorium rujukan untuk regional Sumatera merupakan wujud peran serta Prodia untuk mendukung upaya pemerintah meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pelayanan kesehatan terbaik dan terjangkau.
Regional Head Wilayah-I Prodia Hermin Tikumaqdika menyebutkan, Prodia yang di S Parman per harinya melayani sekitar 300 pasien.
Jumlah pengguna jasa Prodia terus bertumbuh atau sudah sekitar 10 persen hingga di posisi Oktober 2017.
***4***
(T.E016/B/M019/M019) 07-10-2017 19:50:32
Prodia Tekan Berobat Ke Luar Negeri
Sabtu, 7 Oktober 2017 19:50 WIB 4023