"Bukannya menyusut, sejak Jumat (6/1/2017) sampai hari ini air terus naik,"kata Jalal Nasution,53, tokoh masyarakat setempat kepada Antarasumut, Sabtu.
Ia mengatakan ada 30-an rumah penduduk itu yang sudah direndam banjir dengan ketinggian air mencapai 1-1,5 meter.
"Selain merendam puluhan rumah, lebih dua puluhan hektare areal persawahan yang baru disemai juga turut jadi korban banjir,"katanya.
Areal persawahan warga yang direndam banjir tersebut berlokasi di daerah Baung, Amborlang, dan Simadoras, Kelurahan Rianiate.
"Bibit padi sawah yang hancur dihantam banjir itu ada yang berumur satu minggu dan bahkan ada yang sudah ditanami sebulan lalu,"jelasnya,
Menurut Jalal, ketidak mampuan Danau Siais, danau terbesar kedua setelah danau Toba di Sumut ini penyebab air meluap hingga merendam rumah-rumah penduduk dan lahan pertanian di sekitarnya.
Keadaan itu telah memaksa sekitar 30 Kepala Keluarga lingkungan satu mengungsi kelokasi- lokasi yang dianggap aman, seperti rumah family atau tetangga lingkungan lain.
Dibalik pengakuannya sudah terbiasa dengan kondisi banjir dalam setiap di akhir tahun, namun, untuk kali ini warga pada heran soalnya, bencana sama datang kembali setelah sebulan lalu.
"Biasanya banjir seperti ini disaat akhir tahun saja pada saat musim penghujan, tetapi kali ini sudah pergantian tahun toh bencana itu datang,"tanyanya.
Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan Syahrul M.Pasaribu meminta para warganya yang bermukim dilokasi-lokasi rawan bencana untuk bisa lebih waspada.
"Mengingat cuaca cukup ekstrim dan sulit diprediksi wilayah wilayah potensi bencana banjir dan longsor saat ini perlu diwaspadai,"kata Syahrul.
Apalagi tiga hari terakhir ini curah hujan umumnya di Tapanuli Selatan cukup tinggi,"kita berdoa sembari berharap intensitas hujan dapat menurun,"sebut Bupati Syahrul.