Medan, 21/12 (AntaraSumut)- Asian Agri komitmen mendukung program sawit berkelanjutan sesuai program pemerintah dengan berbenah terus di perusahaan, membina kebun petani plasma dan swadaya.
"Sukses bermitra dengan petani plasma sejak 30 tahun lalu dan bahkan mengantarkan petani plasma menerima ISPO untuk yang pertama kali, memotivasi manajemen Asian Agri untuk mendukung lebih banyak petani lagi termasuk swadaya," ujar Head CSR and Sustainability Asian Agri, Welly Pardede di Asahan, Sumut, Selasa.
Dia mengatakan itu usai meresmikan Balai Pertemuan Petani Swadaya Desa Gonting Malaha Kecamatan Bandar Pulau, Asahan yang merupakan program SCR Asian Agri dan dibantu kelompok tani dan sekaligus melakukan pelatihan kepada para petani anggota kelompok tani di daerah itu.
Terkait dengan pembinaan petani swadaya, kata dia, sejak 2012 Asian Agri sudah giat menjalin kerja sama dengan para petani sawit swadaya yang ada di sekitar perusahaan di Sumut, Jambi dan Riau.
"Tujuan kerja sama adalah meningkatkan hasil kebun rakyat dan juga mutunya sehingga secara menyeluruh hasil sawit Indonesia benar-benar meningkat dengan mutu yang terjaga sesuai program pemerintah Sawit Berkelanjutan," katanya yang didampingi Humas Asian Agri Lidia Veronika Ginting dan Koordinator CSR Sumut Fajar Suryono.
Pembinaan kepada petani swadaya seperti halnya plasma dilakukan manajemen dengan pendampingan dan mendorong petani untuk melakukan teknis budidaya yang baik sehingga ramah lingkungan yang masih tetap menjadi isu global.
"Kalau nanti produksi dan mutu kelapa sawit rakyat meningkat, maka bukan hanya perusahaan dan pemerintah yang untung, tetapi juga petani dari pendapatan yang meningkat," katanya.
Dia menjelaskan, dalam mendukung terciptanya Sawit Rakyat Sawit Lestari/Berkelanjutan, saat ini Asian Agri juga dalam proses melakukan pembinaan kepada salah satu petani swadaya binaannya, yakni Petani Swadaya Amanah di Riau.
Kelompok Petani Swadaya Amanah itu diharapkan bisa mendapatkan ISPO yang merupakan suatu standar yang menunjukkan bahwa pengelolaan perkebunan sawit sudah dilakukan dengan lestari.
"Saat ini Petani Swadaya di Riau sudah dalam tahap audit ISPO.Sementara petani plasma KUD Bukit Petaloh juga sedang didorong untuk mengikuti proses sertifikasi," katanya.
Welly menyebutkan, saat ini program kemitraan Asian Agri mendapat sambutan yang positif dari para petani yang menjadi mitra binaan Asian Agri.
Hingga saat ini, jumlah petani swadaya yang masuk dalam binaan Asian Agri sudah seluas 23.000 hektare yang tersebar di tiga provinsi Pulau Sumatera, yakni Sumatera Utara (Sumut), Jambi dan Riau.
Asian Agri sendiri menargetkan merangkul sebanyak 60.000 hektare lahan petani swadaya pada tahun 2020 mendatang dengan fokus perluasan di wilayah Sumut, Riau dan Jambi.
General Manager PT Gunung Melayu Group, OW Maradat Limbong, mengungkapkan, sejak tahun 2014, perusahaan telah melakukan pembinaan petani kelapa sawit swadaya yang berada di sekitar perusahaan yakni di Desa Gonting Malaha.
Program kemitraan petani swadaya diakuinya merupakan salah satu program CSR Asian Agri.
Saat ini, di Sumut, program tersebut sudah dijalankan di Negeri Lama, Teluk Panji, Tanjung Selamat dan termasuk Gonting Malaha. Asahan.
Program itu bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kelapa sawit petani swadaya.
"Dengan melakukan pembinaan dan pendampingan kepada petani swadaya, perusahaan mendorong petani untuk melakukan teknis budidaya yang baik, perbaikan infrastruktur, penguatan kelembangaan melalui kelompok tani – Gapoktan, KUD ataupun asosiasi petani," ujar Limbong.
Pembangunan balai pertemuan itu sendiri merupakan bagian dari upaya mendorong percepatan pengelolaan kelapa sawit yang baik dimana di tempat itu bisa dijadikan tempat berdialog, bertukar pengalaman, tukar informasi, pelatihan dan kegiatannya lain untuk perkembangan sawit yang lestari dan berkelanjutan.