Medan, 22/8 (Antara) - Tokoh lingkungan Toba Samosir, Sumatera Utara, Marandus Sirait mengaku kecewa karena tidak dilibatkan dalam program penghijauan di kabupaten itu yang merupakan salah satu kegiatann Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba yang dihadiri Presiden Joko Widodo.
"Sebagai penerima penghargaan Kalpataru di era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, saya kecewa tidak diundang apalagi dilibatkan oleh pemerintah Tobasa dalam aksi penanaman pohon di Desa Parparean Kecamatan Siantar Narumobda, 20 Agustus 2016," kata Marandus di Medan,Senin.
Alasan kekecewaannya, kata dia, karena selain menjadi penggiat program pelestarian lingkungan dalam menciptakan Taman Eden sebagai objek agrowisata seluas 45 hektare di kawasan itu, dirinya bisa memberikan masukan kepada pemerintah dalam penghijauan.
"Saya heran kenapa saya tidak dilibatkan, padahal sebagai penggiat lingkungan yang berasal dari Toba Samosir, harusnya pemerintah kabupaten itu bangga bisa menunjukkan ke Presieen Joko Widodo bahwa ada dirinya yang sudah menerima Kalpataru dua kali," katanya.
Dia berharap, penghijauan yang dilakukan Presiden Jokowi dan rombongan Sabtu, 20 Agustus lalu benar-benar tanaman yang sesuai peruntukan dan dipelihara/dirawat sampai benar-benar hidup sehat.
"Pohon yang ditanam jika tidak dirawat maka akan sia-sia. Padahal dananya cukup besar juga," katanya.
Dia menegaskan, salah satu kelemahan program pelestarian lingkungan selama ini adalah tidak adanya perawatan dan tanaman sering tidak sesuai dengan program penghijauan.
"Merawat lebih baik dari pada menanam. Inilah yang harusnya menjadi keseriusan pemerintah maupun masyarakat di bumi Tapanuli," katanya.
Soal perawatan tanaman, kata Marandus, pemkab di Tapanuli bisa belajar dari manajemen PT Toba Pulp Lestari, Tbk (TobaPulp) yang sukses dalam menamam dan merawat pohon (eucaliptus) di bidang pengelolaan Hutan Tanam Industri (HTI).
Dia memberi contoh, dari 10 pohon yang ditanam perusahaan itu memastikan akan tumbuh juga 10 pohon.
Bahkan, kata dia, dalam menjalankan bisnisnya, TobaPulp, juga menerapkan sistem tanam-tebang yang merupakan bahan baku industri pulp.
"Tanam tebang maksudanya adalah dimana saat ada penebangan, maka akan ada penanaman. Jadi lingkungan tetap sehat juga," katanya.
Penerima Kalpataru Tobasa Kecewa Tidak Dilibatkan Penghijauan
Senin, 22 Agustus 2016 19:48 WIB 6103