H.Oki Doni Siregar katakan sampah akan menjadi masalah terus di Tebing Tinggi jika tidak dikelola dengan baik, terutama Kota ini akan menjadi semakin terbuka dengan adanya jalan Tol Medan-Kuala Namu - Tebing Tinggi jika kelak mulai dioprasikan.
Tebing Tinggi akan menjadi sebuah kota yang penuh dengan warga (penduduk),nanti warga Tebing Tinggi kerjanya di Medan, itu bukan hal yang mustahil, karena Tebing Tinggi akan menjadi Kota penyangga Ibu kota Provinsi Sumut Medan yang paling potensil,ujarnya.
Dan persampahan akan menjadi sebuah problem buat kota ini, selain hal-hal lainnya seperti sanitasi, air bersih dan keamanan, untuk itu perlu koordinasi yang baik sesama instansi dengan mengoptimalkan pelaksanaannya, masalah sampah misalnya DKP, Lingkungan Hidup dan Dinkes koordinasinya harus baik, tidak berjalan sendiri-sendiri.
Disampaikan Oki Doni, perananan Camat dan Lurah sangatlah penting untuk mendorong masyarakat ikut mengabil peran didaerahnya masing-masing, dan lakukan evaluasi secara teratur agar semakin mengerti dan tau yang masih kurang dan lebih.
Kepada peserta Bintek diharapkan jadilah pelopor dan membuktikan kepada warga lainnya bahwa sampah juga bisa dimanfaatkan jika dikelola secara baik, dan mampu menambah ekonomi keluarga.
Persoalan ini bukan menjadi persoalan Pemerintah saja,melainkan kita semua dan Pembangunan dapat dikatakan berhasil, apabila masyarakatnya berdaya, ujar Wawa.
Sebelumnya memberikan laporan Kadis Kebersihan dan Pertamanan Hj.Rosmiyati Harahap bintek ini diharapkan menuju Kota Tebing Tinggi " Green and Clean City " bebas sampah 2020.
Bintek berlangsung mulai tanggal 6 s/d 8 Oktober diikuti 153 orang peserta dari warga masyarakat dan kelompok dari 5 Kecamatan di Tebing Tinggi dengan narasumber Marwan Azhari dari LSM Hayati dan Akihiro Mirayama dari Junior Expra dan Walasri serta Eva Mayasari dari Tebing Tinggi.
Para peserta selain mendapat penjelasan melalui teori juga akan dibawa kelapangan langsung untuk memperatekkan ilmu yang didapat selama mengikuti Bintek.