Medan, (Antara) - Pemerintah Pusat menyetujui pembangunan hunian sementara bagi pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung dengan sasaran lokasi yang berdekatan dengan kawasan areal yang bisa dijadikan tempat bercocok tanam oleh warga.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif di Medan, Selasa, mengatakan, hunian sementara dinilai sebagai bagian dari upya komprehensif penanganan bencana Sinabung, Karo.
"Saya dan Gubernur Sumut sedang memikirkan kemungkinan adanya hunian sementara mengingat erupsi Gunung Sinabung tidak bisa dipastikan kapan berhenti," ujar Syamsul usai melakukan Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Bencana Erupsi Gunung Sinabung di rumah dinas Gubernur Sumut.
Rapat koordinasi yang dihadiri berbagai jajaran terkait diikuti dengan acara berbuka puasa bersama.
Syamsul menjelaskan, erupsi SInabung yang terjadi lagi menyebabkan jumlah pengungsi bertambah hingga 10 ribu hingga 11 ribuan jiwa.
Lokasi pengungsian korban baru Sinabung itu jauh dari tempat bercocok tanam sehingga dikhawatirkan membuat warga kehilangan pendapatan atau malah kembali ke rumah masing-masing sehingga bisa mengancam keselamatan mereka.
"Memang harus ada solusi tepat dan mudah-mudahan programnya (pengadaan hunian sementara) segera berjalann" katanya.
Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho menegaskan, dalam rapat itu juga disepakati bahwa Dinas Kehutanan Provinsi Sumut akan proaktif membantu Pemerintah Kabupaten Karo untuk mengurus berbagai hal terkait kepentingan proses perizinan pemakaian lahan hutan untuk areal pertanian pengungsi.
"Bantuan yang sudah disepakati bersama antara BNPB, Pemprov Sumut dan Pemkab Karo yang ditandatangani di Kabanjahe. Karo, 18 Janurari 2015 harus dijalankan," katanya.
Namun diakui, semua program atau tindakan harus disinkronisasikan dan diintegerasikan terlebih dahulu dengan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana erupsi Gunung Sinabung dan menjadi dokumen perencanaan dalam penanggulangan bencana," ujarnya.
Gubernur menyebutkan, tanpa terasa bencana erupsi Gunung Sinabung sudah berlangsung lebih kurang 5 tahun sejak erupsi pertama tahun 2010 yang berlangsung selama satu bulan.
Setelah sempat berhenti sekitar tiga tahun, erupsi Sinabung terjadi lagi di Bulan September 2013 .
Usai masa pengungsian 18 Maret 2015, dan dua desa yakni Desa Sukanalu dan Sigarang-Garang yang terakhir dipulangkan.
Kemudian disusul ditetapkannya Sinabung menjadi transisi darurat menuju pemulihan guna persiapan dan momentum rehabilitasi dan rekontruksi pascabencana 10 April 2015, nyatanya gunung itu kembali erupsi pada Juni 2015.
Hingga dewasa ini, bentukan kawah telah mencapai 3 juta meter kubik yang merupakan salah satu indikator besaran volume dan jarak ekspansi awan panas semakin jauh dan bisa mengakibatkan terjadinya korban jiwa.
Pusat vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akhirnya mengeluarkan ketetapan peningkatan status Gunung Sinabung dari Siaga Level 3 menjadi Awas ( level 4) dan bertambahnya zona merah dari radius 5 km menjadi radius 7 Km sektoral.
Pemkab Karo juga merubah status penanganan kebencanaan dari transisi darurat menuju pemulihan kembali menjadi tangap darurat sejak 2 Juni 2015.
Bupati Karo, Terkelin Brahmana menjelaskan, dewasa ini, kebutuhan bahan pangan kembali mencukupi setelah Pemprov Sumut menyalurkan bantuan.***4***
(T.E016/B/T. Susilo/T. Susilo) 23-06-2015 22:44:05
Pemerintah Setuju Bangun Hunian Sementara Pengungsi Sinabung
Rabu, 24 Juni 2015 10:41 WIB 1222