Oleh Imran Napitupulu
Balige, 22/2 (Antarasumut) - Onan Balerong atau pasar tradisional di Kota Balige, Toba Samosir, berhasil mengangkat potensi pariwisata daerah setempat.
Onan Balerong merupakan salah satu objek tujuan wisata pada pameran foto yang diselenggarakan Indonesian Tourism Award Summit (ITAS) 2014 di Bengkulu.
"Foto bangunan inkulturatif berbentuk sopo atau rumah adat Batak yang merupakan salah satu icon kota Balige itu berhasil meraih juara ke III," ujar Kabag Humas Setdakab Toba Samosir (Tobasa), Robintang Sitepu di Balige, Sabtu.
Keunikan bangunan yang selalu dikagumi wisatawan itu, mendorong Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Tobasa mengikutkan objek wisata pasar tersebut dalam pameran foto yang diselenggarakan Serikat Perusahaan Pers (SPS) bekerjasama dengan DASA Strategic Communication.
Pada kategori foto Pariwisata terbaik versi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi/Kabupaten/Kota se-Indonesia, gambar "Onan Balerong" yang diikutkan Disbudpar Tobasa berhasil meraih juara ke III setelah Disbudpar Tomohon dan Tasikmalaya.
Pameran foto, diselenggarakan ITAS pada 7-9 Februari 2014 di Bengkulu, dirangkai dengan peringatan Hari Pers Nasional.
Robintang menjelaskan, "gorga" (seni ukiran khas Batak), menghiasi dinding enam bangunan rangka besi, yang didirikan kolonialisme Belanda pada 1936 itu, hingga sekarang masih berdiri kokoh dan utuh dan selalu memukau setiap pengunjung pasar.
Juru bicara Pemkab Tobasa itu menyebutkan, Disbudpar setempat terus gencar melakukan promosi tentang potensi wisata di Kabupaten berpenduduk 205.331 jiwa yang terletak di bagian tengah provinsi Sumatera Utara itu.
Promosi yang dilakukan, menurutnya, dalam rangka mendorong bertumbuh kembangnya industri pariwisata melalui berbagai even skala nasional maupun internasional.
Pasar Balerong disebut juga "onan", artinya "ro sian on, ro sian an" (datang dari sini dan datang dari sana), sehingga terjadi "on-an" atau pasar, tempat terjadinya berbagai transaksi jual-beli.
Konon, pembangunannya dikerjakan arsitek yang berbeda, sehingga setiap corak dan pola ukiran "gorga" nya tidak sama dan proses pengerjaannya secara manual.
Pembuatan rangka besi balerong itu, masih dibor dengan tangan, hingga membuuhkan waktu cukup lama, namun memiliki presisi sangat akurat dengan kualitas bangunan yang bagus.
Keberadaan Onan Balerong yang menjadi pusat aktivitas perdagangan masyarakat di tengah kota Balige, ibukota Kabupaten Tobasa itu, sampai saat ini terus bertahan meski perbelanjaan moderen kian banyak hadir di berbagai tempat.
"Kemegahan dan kerumitan ukir-ukiran ditambah keunikan setiap bangunannya, menjadikan Balerong sebagai ikon dan kebanggaan kota Balige," ujar Robintang. (IN)
"Onan Balerong" Angkat Citra Pariwisata Tobasa
Minggu, 23 Februari 2014 1:37 WIB 883