Bagi banyak orang berangkat menjalankan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah adalah "panggilan" artinya jika Allah SWT sudah berkehendak atau sudah waktunya untuk berhaji maka hambatan apa pun bisa diatasi.
Tetapi bila "saatnya belum tiba", yang bisa mereka lakukan hanyalah menunggu dengan penuh kesabaran.
Namun, keyakinan seperti itu lambat laun tampaknya mulai terkikis karena para calon jamaah haji harus sabar menanti bertahun-tahun dalam daftar tunggu keberangkatan ke Tanah Suci, dan setelah sekian lama menunggu masih ada di antara mereka yang tertunda keberangkatannya setahun lagi. Manusiawi jika mereka ini lantas kecewa.
Sulaeman (45) mengaku kaget mendapat kabar dirinya tak jadi berangkat ke Tanah Suci. Warga Desa Ajung, Kecamatan Ajung, Jember, itu tidak menyangka jika dia, istri, serta anak dan menantunya harus menunggu setahun lagi untuk menunaikan ibadah haji. "Tapi ya mau bagaimana lagi. Mungkin ini ujian dari Allah bagi kami agar bersabar."
Abdul Halim (50), warga Desa Balung Lor Kecamatan Balung, Jember juga sudah mempersiapkan diri untuk berangkat menemani ibunya yang berusia 76 tahun.
Dia sudah mengeluarkan banyak uang guna menggelar acara selamatan dan membeli barang-barang untuk keperluan berangkat ke Tanah Suci.
Sulaeman dan Abdul Halim adalah bagian dari 373 orang calon haji asal Kabupaten Jember yang gagal berangkat tahun ini karena kebijakan pengurangan kuota sebanyak 20 persen dari pemerintah Arab Saudi.
Menurut Kasi Haji dan Umroh Kementerian Agama Jember, Misbahul Munir, haji tahun ini 373 calon haji asal Jember gagal berangkat ke Arab Saudi.
Kekecewaan juga disampaikan Malik Darmadi, calon jemaah haji asal Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo.
"Saya telah melunasi BPIH dan sesuai rencana akan diberangkatkan tahun ini. Pengurangan kuota membuat keberangkatan saya kembali ditunda. Saya kecewa gak bisa berangkat tahun ini," ujarnya.
Malik masih berharap pemerintah bisa memperjuangkan kuota haji untuk Indonesia tetap dipertahankan agar calon jamaah haji yang dinyatakan memenuhi persyaratan bisa berangkat menuju Tanah Suci pada musim haji tahun ini.
Pengurangan total 20 persen (42.200 orang) dari kuota haji Indonesia tahun 2013 menurut Kepala Kementerian Agama Kota Probolinggo Muhammad, dikarenakan keterlambatan penyelesaian rehabilitasi Masjidil Haram dan demi menjamin keselamatan para jemaah.
Dia menyebutkan, pengurangan ini dilakukan dengan cara memangkas dari nomor urut termuda atau yang paling belakang membayar setoran awal BPIH.
"Pengurangan ini sudah diatur dari pusat. Ini hampir merata di seluruh Indonesia," kata dia.
Kemenag juga membatalkan jemaah yang pernah berangkat haji, jemaah yang memiliki risiko penyakit tinggi, serta jemaah yang menggunakan kursi roda.
Mereka nantinya akan diprioritaskan untuk keberangkatan haji tahun berikutnya dengan jaminan tidak akan ada kenaikan biaya.
Adalah Wakil Wali Kota Tegal Habib Ali Zaenal Abidin SE beserta istrinya Zahro Achmad yang juga gagal berangkat haji tahun 2013.
Pasalnya, mereka termasuk dalam 54 calon jamaah haji yang tereliminasi karena adanya pengurangan kuota.
Meski dia mengaku kecewa, namun tetap berharap agar para jamaah yang tertunda keberangkatannya untuk melaksanakan ibadah haji, tetap semangat dan bersabar. "Kecewa wajar karena sudah melakukan berbagai persiapan," katanya.
Habib mengajak para calon jamaah haji yang tertunda keberangkatannya untuk menyimak hikmah yang ada di balik penundaan tersebut seperti waktu pemberangkatan yang relative masih panjang bisa digunakan untuk mempersiapkan kesehatan agar lebih baik lagi.
"Penundaan seperti ini pernah terjadi beberapa tahun lalu, tapi justru memberikan berkah karena kesehatan para jamaah lebih baik," kata Habib.
Di Kabupaten Sinjai, 41 calon jemaah haji gagal berangkat ke Tanah Suci akibat pengurangan kuota. Kepala Kementerian Agama Sinjai, Mudarak Dahlan meminta mereka agar tidak kecewa dan ikhlas menerima aturan.
"Kami jamin tahun depan keberangkatan mereka ini akan diprioritaskan," katanya.
Tak ada biaya tambahan
Di Jawa Tengah, dipastikan 5.000 calon jemaah haji batal berangkat tahun ini akibat pengurangan 20 persen kuota haji yang ditentukan oleh Pemerintah Arab Saudi seiring pembangunan kawasan kompleks Masjidil Haram di Mekkah.
Mereka ini ini baru akan diberangkatkan pada musim haji tahun depan tanpa dibebani biaya tambahan apapun.
Dampak pengurangan kuota ini tentu menggelisahkan para calon jemaah haji. Kakanwil Kemenag Jateng, Khaeruddin berharap, para calon haji yang batal berangkat, bisa menerima aturan tersebut dengan lapang dada.
"Istilahnya mereka ini masuk daftar lunas tunggu. Mereka akan diprioritaskan pada pemberangkatan haji tahun depan dan sekalipun ada perubahan biaya, mereka ini tidak lagi dikenai tambahan itu," lanjutnya.
Sementara Ketua Umum Asosiasi Bina Haji dan Umroh Nadhlatul Ulama, KH Manarul Hidayat berjanji ikut membantu pemerintah untuk memberikan pemahaman tentang pengurangan kuota haji.
"Sejauh ini mereka sudah bisa memahami persoalan yang terjadi, apalagi yang membuat peraturan itu bukan pemerintah Indonesia, tetapi pemerintah Arab Saudi," kata Manarul.
Menurut Kepala Kantor Kemenag Kota Tegal, Nuril Anwar, biaya haji bagi yang batal berangkat, tidak akan dikembalikan, karena mereka diikutkan dalam rombongan tahun depan.
Selain itu, untuk besaran biaya haji tidak akan ditambah, bahkan jika ongkos itu ternyata lebih, maka akan dikembalikan ke para calon jemaah tersebut.
Kepala Biro Pendidikan Mental dan Spiritual DKI Jakarta, Budi Utomo menyebutkan, kuota jamaah haji di Jakarta awalnya 7.034 orang. Dengan pengurangan 20 persen, maka tersisa 5.628 orang.
Pengurangan kuota ini dikarenakan pemerintah Arab Saudi sedang melakukan perluasan Masjidil Haram.
Hotel-hotel di sekitar Masjidil Haram sedang dibongkar dan lantai dua hingga sembilan di masjid tersebut sedang direnovasi.
Informasi itu juga diperkuat oleh Kepala kantor Kementerian Agama Kota Malang, Rohmad MS yang menjelaskan bahwa renovasi Masjidil Haram membuat area sekitar Thawaf menjadi sempit dan kalau nanti dipaksakan maka jemaah haji akan berdesakan di sana.
"Saya baru se;esai Umroh dan kondisi Masjidil Haram saat ini seperti itu."
Di Kota Malang sasaran pengurangan calon jamaah haji ini ditujukan kepada mereka yang berusia muda di bawah 30 tahun, karena berdasarkan pengalaman jamaah haji pemula sering kesulitan untuk mencari tempat saat Sa'i.
"Jadi mereka yang batal berangkat tahun ini, kami masukkan ke dalam daftar tunggu tahun 2014," ujarnya.
Yang diutamakan untuk berangkat haji tahun ini, menurut dia, adalah mereka yang berusia 38 tahun ke atas serta jamaah yang berusia lanjut (80-an).
Seluruh jamaah haji di Kota Malang sudah melunasi BPIH, namun bagi yang tertunda, masih ada peluang untuk berangkat tahun ini dengan mengubah menjadi ONH Plus.
Pemerintah Arab Saudi pertengahan Juni lalu menyeru jamaah asing agar menunda rencana menunaikan ibadah haji tahun 2013, karena adanya kegiatan perluasan yang sedang dilakukan di Masjidil Haram, Mekkah.
Seruan itu disampaikan melalui saluran televisi dari Mekkah. Seruan yang tak pernah terjadi sebelumnya itu bertujuan mencegah terjadinya antrean panjang dan desak-desakan terutama di masjid tersebut serta menjamin keselamatan para jemaah.
Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi juga menyampaikan keputusan mengurangi jumlah jamaah haji asing sebesar 20 persen dan jemaah dalam negeri hingga 50 persen untuk musim haji tahun ini.
Kebijakan ini didukung iman besar Masjidil Haram Sheikh Abdul Aziz Ash-Sheikh yang menilai hal itu dilakukan demi kepentingan umat.
Menurut jumlah resmi, 3,161 juta orang menunaikan ibadah haji pada tahun 2012 lalu. Namun, jumlahnya mencapai empat juta jika termasuk jemaah haji tidak resmi.
Meski kecewa, batal berangkat ke Tanah Suci tahun ini jangan sampai memupus harapan. Seperti nasihat para tetua, di balik musibah pasti ada berkah. Tidak berangkat tahun 2013, tahun depan semoga menjadi haji yang mabrur. (Z002)
Batal Berangkat Semoga Tahun Depan Haji Mabrur
Sabtu, 24 Agustus 2013 8:29 WIB 1501