Porsea, Sumut, 29/5 (Antara) - Dua puluh warga Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara telah mengikuti pelatihan teknik memanfaatkan enceng gondok sebagai bahan dasar berbagai kerajinan tangan untuk dijual, menambah sumber penghasilan.
"PT Toba Pulp Lestari (TPL) sengaja mendatangkan pelatih khusus dari Kotamadya Binjai, agar warga setempat memiliki ketrampilan mengolah tanaman berkategori gulma tersebut menjadi barang bernilai ekonomi," kata Humas PT TPL, Lambertus Siregar di Porsea, Rabu.
Managemen PT TPL, kata dia, telah memprakarsai pelatihan bagi sejumlah pengrajin, agar tumbuhan yang dianggap sebagai pengganggu yang berpotensi merusak lingkungan perairan tersebut dapat diolah hingga memberikan keuntungan usaha.
Memang, lanjutnya, seiring perkembangan kemajuan Iptek, bagian tanaman yang dikeringkan bisa dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan tas wanita yang cantik, tatakan gelas, sendal, keranjang dan tikar sebagai pengganti rotan.
Menurut dia, populasi enceng gondok sangat banyak di Danau Toba, bahkan tumpukannya sering terbuang percuma dan mengapung di sungai Asahan, karena jarang ada orang yang memanfaatkannya.
Padahal lanjutnya, bila jeli mencari peluangnya, tanaman dimaksud bisa menghasilkan keuntungan usaha sebagai bahan pupuk kompos yang mampu menyuburkan tanaman.
Lambertus menyayangkan, banyaknya para pengrajin yang tidak berminat meneruskan kegiatan usaha yang bisa dimanfaatkan sebagai salah satu sumber penghasilan tersebut.
"Banyak pengrajin yang malah bikin gondok, sehingga nama tumbuhan itu mungkin perlu diusulkan dengan sebutan eceng "nauli" (cantik) agar mereka lebih semangat mengolahnya menjadi sesuatu yang indah," kata Lambertus.
Praktisi ahli kerajinan berbahan baku eceng gondok, H Komar D Atmaja (60) saat memberikan pelatihan di Learning and Development Centre PT TPL menyebutkan, kualitas eceng gondok yang berasal dari Danau Toba lebih bagus dibandingkan daerah penghasil lainnya.
Menurut dia, bila dibandingkan dengan enceng gondok yang tumbuh di daerah Aceh dan Jawa, tanaman yang tumbuh di sepanjang tepian danau vulkanik terbesar di dunia itu, lebih baik mutunya sebagai bahan baku industri kerajinan.
Komar mengaku, selama 20 tahun lebih dirinya menggeluti berbagai jenis kerajinan dengan bimbingan dari Dinas Perindustrian, dan sering mengikuti pameran hingga ke luar negeri, seperti Perancis dan Negara Eropa lainnya.
Dikatakannya, sangat tepat jika warga Porsea dan Kecamatan Parmaksian memanfaatkan enceng gondok untuk bahan kerajinan, karena cadangan bahan baku tersebut berlimpah jumlahnya di perairan Danau Toba.
"Saat ini, diprediksi eceng gondok telah menutupi berkisar seluas satu persen dari permukaan perairan Danau Toba atau volumenya setara dengan 25 ribu meter kubik," ujarnya.(KR-JRD)
Warga Porsea Dilatih Manfaatkan Eceng Gondok
Rabu, 29 Mei 2013 14:23 WIB 1304