Medan, 23/3 (Antara)-Impor bahan baku mendominasi nilai impor Sumut pada awal tahun 2013 dan itu menunjukkan bergeraknya sektor ril di daerah tersebut.

"Dari nilai impor Sumut per Januari 2013 yang naik 7,89 persen atau sebesar 405,362 juta dolar AS, nilai impor bahan baku paling besar yakni 66,64 persen atau 270,148 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Suharno, di Medan, Sabtu.

Kenaikan impor bahan baku Sumut itu menggembirakan meski di satu sisi membuat total nilai impor Sumut di awal tahun ini meningkat.

"Kenaikan bahan baku impor menggambarkan industri aktif berproduksi,"katanya.

Apalagi impor barang konsumsi nyatanya berdasarkan data mengalami penurunan besar yakni 15,75 persen atau hanya 65,237 juta dolar AS.

Suharno mengakui, pada bulan yang sama, sebaliknya nilai ekspor Sumut turun sebesar 2,01 atau menjadi 847,371 juta dolar AS Berdasarkan data, katanya, turunnya nilai ekspor itu karena harga jual berbagai barang masih tren melemah khususnya pada komoditas utama seperti karet dan crude palm oil (CPO).

"Meski secara volume naik, tetapi harga jual melemah sehingga devisa masih turun,"katanya.

Volume ekspor pada Januari 2012 masih 694.635 ton sementara di bulan sama 2013 sudah 815.225 ton.

Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa, menyebutkan, produksi perusahaan masih terganggu karena ekspor dan termasuk penjualan di dalam negeri masih terganggu.

"Kalaupun ada kenaikan volume ekspor hanya terjadi di beberapa jenis komoditas dan tidak terlalu signifikan,"katanya.

Pengusaha masih khawatir dengan situasi pasar yang sangat dipengaruhi banyak faktor seperti fluktuasi mata uang, perekonomian di sejumlah negara yang menjadi pasar utama ekspor hingga soal naik turunnya harga minyak dunia yang punya pengaruh besar pada harga jual komoditas.***3*** (T.E016/B/Y. Alfrin/Y. Alfrin) 23-03-2013 19:24:56

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013