Medan, 18/3 (Antara) - Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho mengatakan, tingkat perekonomian di provinsi itu semakin membaik dalam lima tahun terakhir, termasuk sektor yang berkaitan langsung dengan ketahanan pangan.
Dalam pidato laporan keterangan pertanggungjawaban yang disampaikan pada rapat paripurna DPRD Sumut di Medan, Senin, Gatot mengatakan, dengan tingkat perekonomian tersebut, Sumut mampu mengalami pertumbuhan di atas rata-rata nasional.
"Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan rata-rata Sumut sebesar 6,1 persen per tahun, sedangkan rata-rata nasional 5,9 persen per tahun," katanya.
Menurut Gubernur, dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Sumut didukung perkembangan lima sektor usaha yakni industri pengolahan (22,99 persen), pertanian (22,63 persen), perdagangan, hotel dan restoran (19,1 persen), jasa (10,68 persen), dan sektor-sektor lain (24,6 persen).
Dari pengamatan di sejumlah daerah di Sumut, pertumbuhan ekonomi tersebut menyebabkan provinsi mengalami inflasi yang lebih rendah dibandingkan kondisi yang dialami secara nasional.
"Inflasi Sumut hanya tinggi pada tahun 2010 yakni delapan persen, sedangkan inflasi nasional 6,9 persen," katanya.
Selain itu, kata dia, pertumbuhan ekonomi Sumut juga dapat dilihat dari neraca perdagangan luar negeri yang terus menunjukkan nilai surplus dengan variatif antara 3,7 miliar dolar AS hingga 6,9 miliar dolar AS.
Demikian juga dengan ketahanan pangan di Sumut yang semakin baik dan kondusif yang ditunjukkan melalui pencapaian kinerja pertanian seperti produksi beras dari 1,852 juta ton pada 2008 menjadi 2,052 juta ton pada 2011.
Jumlah produksi beras tersebut semakin meningkat pada tahun 2012 dengan jumlah produksi 2,098 juta ton.
Dengan peningkatan produksi beras tersebut, pihaknya mendapatkan perkembangan swasembada pangan yang cukup menggembirakan di Sumut menjadi 113,22 persen pada tahu 2012.
"Dengan kata lain, pada 2012, Sumut dapat memenuhi kebutuhan beras masyarakat, bahkan berlebih hingga 13,22 persen per kapita," katanya. ***3***
(T.I023/B/Z. Abdullah/Z. Abdullah)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
Dalam pidato laporan keterangan pertanggungjawaban yang disampaikan pada rapat paripurna DPRD Sumut di Medan, Senin, Gatot mengatakan, dengan tingkat perekonomian tersebut, Sumut mampu mengalami pertumbuhan di atas rata-rata nasional.
"Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan rata-rata Sumut sebesar 6,1 persen per tahun, sedangkan rata-rata nasional 5,9 persen per tahun," katanya.
Menurut Gubernur, dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Sumut didukung perkembangan lima sektor usaha yakni industri pengolahan (22,99 persen), pertanian (22,63 persen), perdagangan, hotel dan restoran (19,1 persen), jasa (10,68 persen), dan sektor-sektor lain (24,6 persen).
Dari pengamatan di sejumlah daerah di Sumut, pertumbuhan ekonomi tersebut menyebabkan provinsi mengalami inflasi yang lebih rendah dibandingkan kondisi yang dialami secara nasional.
"Inflasi Sumut hanya tinggi pada tahun 2010 yakni delapan persen, sedangkan inflasi nasional 6,9 persen," katanya.
Selain itu, kata dia, pertumbuhan ekonomi Sumut juga dapat dilihat dari neraca perdagangan luar negeri yang terus menunjukkan nilai surplus dengan variatif antara 3,7 miliar dolar AS hingga 6,9 miliar dolar AS.
Demikian juga dengan ketahanan pangan di Sumut yang semakin baik dan kondusif yang ditunjukkan melalui pencapaian kinerja pertanian seperti produksi beras dari 1,852 juta ton pada 2008 menjadi 2,052 juta ton pada 2011.
Jumlah produksi beras tersebut semakin meningkat pada tahun 2012 dengan jumlah produksi 2,098 juta ton.
Dengan peningkatan produksi beras tersebut, pihaknya mendapatkan perkembangan swasembada pangan yang cukup menggembirakan di Sumut menjadi 113,22 persen pada tahu 2012.
"Dengan kata lain, pada 2012, Sumut dapat memenuhi kebutuhan beras masyarakat, bahkan berlebih hingga 13,22 persen per kapita," katanya. ***3***
(T.I023/B/Z. Abdullah/Z. Abdullah)
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013