Medan, 27/2 (Antara)- Indonesia menjajaki peningkatan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya ke Nigeria yang kebutuhannya sangat besar berkisar dua juta ton per tahun.
"Pascapertemuan Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) dengan pengusaha Nigeria di Abuja, Nigeria, awal Februari lalu, pengusaha negara itu sedang berupaya meningkatkan permintaan produk sawit ke Nigeria,"kata Ketua DMSI, Derom Bangun, di Medan, Rabu.
Ekspor CPO dan produk sawit Sumut ke Nigeria sendiri memang masih sangat memungkinkan mengingat kebutuhan negara itu cukup besar atau dua juta ton per tahun dengan pertumbuhan 10 persen per tahun.
Meski Nigeria juga memproduksi sawit, tetapi jumlahnya masih relatif kecil atau sekitar 850ribuan ton per tahun.
Dan untuk memenuhi kebutuhan itu, Nigeria mengimpor CPO dari berbagai negara termasuk Indonesia.
"Namun berdasarkan data, nyatanya ekspor Indonesia ke Nigeria masih sangat kecil dimana pada 2012 sampai November hanya 3.215 ton,"katanya.
Ekspor Indonesia ke Nigeria itu juga masih terbesar dalam bentuk hasil olahan seperti RBD Olein atau minyak goreng.
"Diharapkan dengan adanya kerja sama dengan Nigeria, ekspor sawit dan produk jadi sawit nasional bisa semakin bertambah besar,"katanya.
Apalagi, Indonesia juga sudah menyepakati kerja sama dengan kelompok tani di Nigeria dan asosiasi profesi kelapa sawit di Pantai Gading untuk menekan kampanye anti sawit di pasar internasional khususnya di Eropa.
Kerja sama dengan kelompok tani di Nigeria dan asosiasi profesi kelapa sawit di Pantai Gading itu dilakukan DMSI setelah melihat keberhasilan IPPA menggugat perusahaan pengecer besar atau semacam distributor yakni "Systeme U" yang membuat kampaye negatif atas sawit.
Gugatan IPPA ke Systeme U, dimenangkan Pengadilan Dagang Perancis "Tribunal De Commerce in Paris".
Ketua Kamar Dagang dan industri Indonesia (Kadin) Sumut, Ivan Iskandar Batubara, mengatakan, beberapa pengusaha dari Afrika sudah meminta Kadin menjembatani kerja sama pengusaha Afrika itu dengan eksportir-importir di Sumut.
Pengusaha Afrika itu bahkan menyatakan keinginan besar juga bisa berinvestasi di Sumut mulai dari sektor perkebunan hingga industri.***3***Budi Suyanto
(T.E016/B/B. Suyanto/B. Suyanto)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Pascapertemuan Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) dengan pengusaha Nigeria di Abuja, Nigeria, awal Februari lalu, pengusaha negara itu sedang berupaya meningkatkan permintaan produk sawit ke Nigeria,"kata Ketua DMSI, Derom Bangun, di Medan, Rabu.
Ekspor CPO dan produk sawit Sumut ke Nigeria sendiri memang masih sangat memungkinkan mengingat kebutuhan negara itu cukup besar atau dua juta ton per tahun dengan pertumbuhan 10 persen per tahun.
Meski Nigeria juga memproduksi sawit, tetapi jumlahnya masih relatif kecil atau sekitar 850ribuan ton per tahun.
Dan untuk memenuhi kebutuhan itu, Nigeria mengimpor CPO dari berbagai negara termasuk Indonesia.
"Namun berdasarkan data, nyatanya ekspor Indonesia ke Nigeria masih sangat kecil dimana pada 2012 sampai November hanya 3.215 ton,"katanya.
Ekspor Indonesia ke Nigeria itu juga masih terbesar dalam bentuk hasil olahan seperti RBD Olein atau minyak goreng.
"Diharapkan dengan adanya kerja sama dengan Nigeria, ekspor sawit dan produk jadi sawit nasional bisa semakin bertambah besar,"katanya.
Apalagi, Indonesia juga sudah menyepakati kerja sama dengan kelompok tani di Nigeria dan asosiasi profesi kelapa sawit di Pantai Gading untuk menekan kampanye anti sawit di pasar internasional khususnya di Eropa.
Kerja sama dengan kelompok tani di Nigeria dan asosiasi profesi kelapa sawit di Pantai Gading itu dilakukan DMSI setelah melihat keberhasilan IPPA menggugat perusahaan pengecer besar atau semacam distributor yakni "Systeme U" yang membuat kampaye negatif atas sawit.
Gugatan IPPA ke Systeme U, dimenangkan Pengadilan Dagang Perancis "Tribunal De Commerce in Paris".
Ketua Kamar Dagang dan industri Indonesia (Kadin) Sumut, Ivan Iskandar Batubara, mengatakan, beberapa pengusaha dari Afrika sudah meminta Kadin menjembatani kerja sama pengusaha Afrika itu dengan eksportir-importir di Sumut.
Pengusaha Afrika itu bahkan menyatakan keinginan besar juga bisa berinvestasi di Sumut mulai dari sektor perkebunan hingga industri.***3***Budi Suyanto
(T.E016/B/B. Suyanto/B. Suyanto)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013