Pangkalpinang, 17/2 (Antara) - Stok bawang merah di sejumlah pasar tradisional Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), terbatas karena pasokan dari daerah sentra perkebunan bawang tersendat.
"Saat ini, kami hanya stok bawang merah sekitar 50 kilogram dan kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi," ujar Yana pedagang sayur mayur di Pasar Pembangunan Pangkalpinang, Minggu.
Ia menjelaskan, stok bawang merah yang terbatas, sehingga harga bawang merah naik menjadi Rp24 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp14 ribu per kilogram dari harga normal Rp7.000 per kilogram.
Sementara itu, harga sayur mayur lainnya seperti cabai merah masih bertahan tinggi Rp32 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp25 rib per kilogram dari harga normal Rp12 ribu per kilogram, harga bawang putih masih bertahan tinggi Rp15 ribu per kilogram, harga tomat masih Rp12 ribu per kilogram, dan harga wortel masih Rp12 per kilogram.
"Saat ini, daerah sentra produksi di Pulau Sumatera, seperti Padang, Palembang, Medan dan lainnya banyak dilanda musibah seperti banjir, jembatan putus dan lainnya, sehingga mempengaruhi pasokan sayur mayur dan kebutuhan lainnya seiring lalu lintas barang tersendat," ujarnya.
Menurut dia, 95 persen sayur didatangkan dari luar,seperti cabai, kentang, sawi, kentang, tomat, bawang, jagung dan lainnya, sementara lima persen sayur hasil petani lokal yaitu bayam, kacang panjang, timun dan jagung muda.
"Kami cukup kesulitan untuk menambah stok, karena hasil pertanian sayur lokal yang terbatas, karena keterbatasan lahan dan sebagian jenis sayur tidak bisa tumbuh di Babel karena tingkat keasaman tanah yang tinggi dan kondisi iklim yang kurang mendukung," ujarnya.
Sementara itu, Pudin, pedagang sayur lokal menyatakan, harga sayur-mayur lokal juga naik, seperti harga bayam naik menjadi Rp12.000 per kilogram dari harga sebelumnya Rp10 ribu per kilogram, harga kangkung naik menjadi Rp10 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp8.000, dan harga sawi putih naik menjadi Rp13 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp10 ribu per kilogram.
Harga terong bertahan Rp8.000 per kilogram, kacang panjang bertahan Rp12.000 per kilogram dan mentimun bertahan Rp8.000 per kilogram.
"Kenaikan harga sayur-mayur ini berdampak langsung terhadap permintaan konsumen berkurang, sehingga kami kesulitan untuk menjual dagangan sayur," ujarnya.
Ia berharap, hasil sayur mayur petani kembali meningkat, sehingga harga sayur kembali naik dan permintaan juga akan kembali meningkat.
"Jika harga sayur ini terus naik, maka kami akan mengalami kerugian karena sayur ini mudah busuk apabila tidak terjual dalam dua hingga tiga hari, pada akhirnya kami terpaksa menjual sayur dengan harga murah, apabila tidak dagangan yang busuk dibuang," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Saat ini, kami hanya stok bawang merah sekitar 50 kilogram dan kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi," ujar Yana pedagang sayur mayur di Pasar Pembangunan Pangkalpinang, Minggu.
Ia menjelaskan, stok bawang merah yang terbatas, sehingga harga bawang merah naik menjadi Rp24 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp14 ribu per kilogram dari harga normal Rp7.000 per kilogram.
Sementara itu, harga sayur mayur lainnya seperti cabai merah masih bertahan tinggi Rp32 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp25 rib per kilogram dari harga normal Rp12 ribu per kilogram, harga bawang putih masih bertahan tinggi Rp15 ribu per kilogram, harga tomat masih Rp12 ribu per kilogram, dan harga wortel masih Rp12 per kilogram.
"Saat ini, daerah sentra produksi di Pulau Sumatera, seperti Padang, Palembang, Medan dan lainnya banyak dilanda musibah seperti banjir, jembatan putus dan lainnya, sehingga mempengaruhi pasokan sayur mayur dan kebutuhan lainnya seiring lalu lintas barang tersendat," ujarnya.
Menurut dia, 95 persen sayur didatangkan dari luar,seperti cabai, kentang, sawi, kentang, tomat, bawang, jagung dan lainnya, sementara lima persen sayur hasil petani lokal yaitu bayam, kacang panjang, timun dan jagung muda.
"Kami cukup kesulitan untuk menambah stok, karena hasil pertanian sayur lokal yang terbatas, karena keterbatasan lahan dan sebagian jenis sayur tidak bisa tumbuh di Babel karena tingkat keasaman tanah yang tinggi dan kondisi iklim yang kurang mendukung," ujarnya.
Sementara itu, Pudin, pedagang sayur lokal menyatakan, harga sayur-mayur lokal juga naik, seperti harga bayam naik menjadi Rp12.000 per kilogram dari harga sebelumnya Rp10 ribu per kilogram, harga kangkung naik menjadi Rp10 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp8.000, dan harga sawi putih naik menjadi Rp13 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp10 ribu per kilogram.
Harga terong bertahan Rp8.000 per kilogram, kacang panjang bertahan Rp12.000 per kilogram dan mentimun bertahan Rp8.000 per kilogram.
"Kenaikan harga sayur-mayur ini berdampak langsung terhadap permintaan konsumen berkurang, sehingga kami kesulitan untuk menjual dagangan sayur," ujarnya.
Ia berharap, hasil sayur mayur petani kembali meningkat, sehingga harga sayur kembali naik dan permintaan juga akan kembali meningkat.
"Jika harga sayur ini terus naik, maka kami akan mengalami kerugian karena sayur ini mudah busuk apabila tidak terjual dalam dua hingga tiga hari, pada akhirnya kami terpaksa menjual sayur dengan harga murah, apabila tidak dagangan yang busuk dibuang," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013