Pemerintah Provinsi Sumatera Utara meminta Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) agar memperkuat kerja sama dengan pemangku kebijakan di masa perubahan Kementerian Pendidikan Budaya Riset dan Teknologi.
Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara M Armand Effendy Pohan mengatakan perubahan struktural di Kementerian Pendidikan Budaya Riset dan Teknologi dinilai banyak memberikan perubahan terhadap cara kerja lembaga pendidikan yang tentunya harus dilakukan penyesuaian.
“Sekarang sudah dipecah menjadi tiga (Kemendikdasmen, Kemendikti Saintek, serta Kementerian Kebudayaan), jadi butuh penyesuaian dan juga kolaborasi yang semakin kuat baik antar-lembaga dan juga ke pemerintah daerah," ujar Aramnd Effendy pada Temu Koordinasi Persiapan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2025 BPMP Sumut, di Medan, Jumat.
Menurutnya, dengan meningkatkan kolaborasi antarpemangku kebijakan terkait, perencanaan yang telah dirancang oleh Balai Penjamin Mutu Pendidikan pada 2025 dapat berjalan maksimal yang sesuai diharapkan.
Armand Effendy menyakini di masa perubahan perubahan struktural di Kementerian Pendidikan Budaya Riset dan Teknologi, Balai Penjamin Mutu Pendidikan Sumut solid secara organisasi sehingga target-target yang direncanakan bisa tercapai.
“Kalau dengar tadi dari Kepala BPMP Sumut tahun 2024 mereka bahkan melebihi target, mendapat capaian yang bertahun-tahun sulit untuk dicapai, ini sangat luar biasa, tetapi tentu kita tidak boleh berpuas diri, kita lakukan yang lebih baik di tahun depan,” kata Effendy Pohan.
Kepala BPMP Sumut Tajjudin Idris berharap dengan kolaborasi antarpemangku kebijakan terkait dapat meningkatkan kinerja organisasi yang dipimpinnya dapat lebih maksimal
“Kita diberi target sekitar Rp227 juta, dan di tahun lalu kita berhasil mendapat sekitar Rp1 miliar, ini berkat kerja keras teman-teman di sini dan dukungan yang diberikan kepada kami, termasuk dukungan Pemprov Sumut," ujar Tajjudin Idris.
ke depan, pihaknya akan memfokuskan terhadap penurunan angka Anak Tidak Sekolah di wilayah ini karena cukup tinggi yaitu sekitar 255.824 pada tahun 2024 dengan rincian 57.101 kategori drop out, 63.728 lulus tetapi tidak melanjutkan sekolah dan 133.995 belum pernah sekolah.
“Salah satu yang kita kejar yaitu ATS, kita harus bekerja keras untuk itu, kemudian meningkatkan literasi di provinsi kita, mendukung program-program pemerintah pusat dan memperkuat kerja sama dengan pemangku kebijakan terkait terkait," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2025