Soft Launching Koperasi Pemasaran Bona Ni Asar, Desa Marsasa, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara ditandai ekspor perdana Kolang Kaling ke Vietnam.
"Ekspor awal seberat 20 ton melalui pelabuhan Tanjung Priok dari 100 ton permintaan Vietnam per bulan," Faisal Reza Pardede, Ketua Koperasi Pemasaran Bona Ni Asar, Sabtu.
Selain negara Vietnam, kata Reza, negara Filipina juga ada permintaan pasar ekspor kolang kaling Tapsel sebanyak 80 ton per bulan.
Ia menyebut Kolang Kaling Tapsel memiliki keunggulan, karena cita rasa dan unggul daya tahan. Sehingga mendapat perhatian importir seperti Vietnam - Filipina.
"Sebenarnya Kolang Kaling Indonesia (termasuk Tapsel) memiliki kualitas pun kuantitas terbesar di dunia. Sehingga memiliki potensi kuat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Ia juga menyinggung Koperasi Pemasaran Bona Ni Asar didirikan ini juga untuk menjawab kegalauan pemasaran para pelaku pasar. Dalam hal kebutuhan legalitas perdagangan.
"Tentu kita patut apresiasi. Setelah berdiskusi dengan jajaran Pemkab Tapsel akhirnya koperasi terwujud sekaligus launching perdana ekspor komoditi kolang kaling ke Vietnam," ungkapnya.
Menurut Reza, selain Kolang Kaling ada juga sejumlah komoditas lain rutin ekspor seperti Lawang, daun nilam, dan komoditi lain -- meski melalui pihak ketiga.
"Kolang kaling, saat ini menjadi komoditas dengan kuantiti terbesar dan komoditas rakyat yang selalu ada di tengah masyarakat-- menjadikan fokus ekspor," ujarnya.
Menurut Reza, jajaran pengurus Koperasi Pemasaran Bona Ni Asar selalu berharap semua masyarakat bisa menjadi pemilik manfaat dari koperasi secara luas.
"Ke depan kami akan berusaha untuk memenuhi aspek legalitas seperti sertifikasi komoditas. Terus terang saja kendati sudah ekspor kolang kaling ini belum ada sertifikat," ungkapnya.
Dolly Pasaribu selaku Pembina UMKM dan Koperasi Kabupaten Tapsel, menyambut baik Launching Koperasi Pemasaran Bona Ni Asar kelak menjadi soko guru dalam peningkatan ekonomi masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
"Ekspor awal seberat 20 ton melalui pelabuhan Tanjung Priok dari 100 ton permintaan Vietnam per bulan," Faisal Reza Pardede, Ketua Koperasi Pemasaran Bona Ni Asar, Sabtu.
Selain negara Vietnam, kata Reza, negara Filipina juga ada permintaan pasar ekspor kolang kaling Tapsel sebanyak 80 ton per bulan.
Ia menyebut Kolang Kaling Tapsel memiliki keunggulan, karena cita rasa dan unggul daya tahan. Sehingga mendapat perhatian importir seperti Vietnam - Filipina.
"Sebenarnya Kolang Kaling Indonesia (termasuk Tapsel) memiliki kualitas pun kuantitas terbesar di dunia. Sehingga memiliki potensi kuat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Ia juga menyinggung Koperasi Pemasaran Bona Ni Asar didirikan ini juga untuk menjawab kegalauan pemasaran para pelaku pasar. Dalam hal kebutuhan legalitas perdagangan.
"Tentu kita patut apresiasi. Setelah berdiskusi dengan jajaran Pemkab Tapsel akhirnya koperasi terwujud sekaligus launching perdana ekspor komoditi kolang kaling ke Vietnam," ungkapnya.
Menurut Reza, selain Kolang Kaling ada juga sejumlah komoditas lain rutin ekspor seperti Lawang, daun nilam, dan komoditi lain -- meski melalui pihak ketiga.
"Kolang kaling, saat ini menjadi komoditas dengan kuantiti terbesar dan komoditas rakyat yang selalu ada di tengah masyarakat-- menjadikan fokus ekspor," ujarnya.
Menurut Reza, jajaran pengurus Koperasi Pemasaran Bona Ni Asar selalu berharap semua masyarakat bisa menjadi pemilik manfaat dari koperasi secara luas.
"Ke depan kami akan berusaha untuk memenuhi aspek legalitas seperti sertifikasi komoditas. Terus terang saja kendati sudah ekspor kolang kaling ini belum ada sertifikat," ungkapnya.
Dolly Pasaribu selaku Pembina UMKM dan Koperasi Kabupaten Tapsel, menyambut baik Launching Koperasi Pemasaran Bona Ni Asar kelak menjadi soko guru dalam peningkatan ekonomi masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024