Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Freddy Anwar mengatakan pihaknya berkomitmen pengguna energi beralih ke sumber yang lebih ramah lingkungan.
"Kami memiliki visi jangka panjang sebagai solusi energi dan dekarbonisasi melalui transisi energi," ujar Freddy di Medan, Selasa.
Oleh karena itu, ia mengatakan, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut berkomitmen menjadi pemimpin pasar petrokimia di regional agar terus menjadi motor penggerak pertumbuhan perusahaan.
"Sebagai bagian dari upaya tersebut, maka dari itu Pertamina meluncurkan program 'Pertamina One Solution', program yang bertujuan untuk memasarkan berbagai produk dan layanan Pertamina secara terpadu," tutur Freddy.
Untuk meningkatkan itu, Pertamima Sumbagut kembali perpanjangan kontrak penjualan metanol dengan salah satu grup perusahaan refinery Crude Palm Oil (CPO) di Dumai, Pekanbaru.
Kontrak ini mencakup pasokan metanol sebesar 18.000 hingga 21.000 metrik ton (MT) dengan nilai mencapai 7,14 juta dolar AS atau sekitar Rp116 miliar.
Manager Corporate Sales PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Anggoro Wibowo mengatakan, kontrak baru ini berlaku hingga akhir tahun 2024 dengan estimasi total volume metanol sebanyak 18.000 hingga 21.000 MT, dengan pengiriman pertama 3.150 MT di kawasan Industri Dumai Pelitung, Kamis (25/7).
"Pasar petrokimia di Indonesia, terutama di Sumbagut, memiliki potensi yang besar. Ekspansi penjualan metanol ini diharapkan dapat menjadi salah satu pilar utama dalam mendorong pertumbuhan penjualan Pertamina Patra Niaga Sumbagut," kata Anggoro.
Anggoro menyebut, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut memproyeksikan penjualan metanol di wilayah ini mencakup Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat, mencapai 40.000 MT atau 40 juta kilogram pada 2024.
"Langkah dalam ekspansi produk petrokimia, khususnya metanol, diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar domestik, tetapi juga meningkatkan keandalan pasokan metanol di seluruh wilayah ini," katanya.
Lebih lanjut, Anggoro menambahkan, penjualan metanol kepada produsen biodiesel merupakan bagian dari sinergi dengan industri minyak sawit untuk mendukung ketahanan energi nasional.
Selain metanol, Pertamina Patra Niaga juga menyediakan produk Sodium Methylate Oxide (SMO) dengan potensi volume 3.600 hingga 4.800 MT per tahun. Pihaknya juga siap mendukung kebutuhan bahan bakar pelanggan di wilayah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
"Kami memiliki visi jangka panjang sebagai solusi energi dan dekarbonisasi melalui transisi energi," ujar Freddy di Medan, Selasa.
Oleh karena itu, ia mengatakan, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut berkomitmen menjadi pemimpin pasar petrokimia di regional agar terus menjadi motor penggerak pertumbuhan perusahaan.
"Sebagai bagian dari upaya tersebut, maka dari itu Pertamina meluncurkan program 'Pertamina One Solution', program yang bertujuan untuk memasarkan berbagai produk dan layanan Pertamina secara terpadu," tutur Freddy.
Untuk meningkatkan itu, Pertamima Sumbagut kembali perpanjangan kontrak penjualan metanol dengan salah satu grup perusahaan refinery Crude Palm Oil (CPO) di Dumai, Pekanbaru.
Kontrak ini mencakup pasokan metanol sebesar 18.000 hingga 21.000 metrik ton (MT) dengan nilai mencapai 7,14 juta dolar AS atau sekitar Rp116 miliar.
Manager Corporate Sales PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Anggoro Wibowo mengatakan, kontrak baru ini berlaku hingga akhir tahun 2024 dengan estimasi total volume metanol sebanyak 18.000 hingga 21.000 MT, dengan pengiriman pertama 3.150 MT di kawasan Industri Dumai Pelitung, Kamis (25/7).
"Pasar petrokimia di Indonesia, terutama di Sumbagut, memiliki potensi yang besar. Ekspansi penjualan metanol ini diharapkan dapat menjadi salah satu pilar utama dalam mendorong pertumbuhan penjualan Pertamina Patra Niaga Sumbagut," kata Anggoro.
Anggoro menyebut, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut memproyeksikan penjualan metanol di wilayah ini mencakup Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat, mencapai 40.000 MT atau 40 juta kilogram pada 2024.
"Langkah dalam ekspansi produk petrokimia, khususnya metanol, diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar domestik, tetapi juga meningkatkan keandalan pasokan metanol di seluruh wilayah ini," katanya.
Lebih lanjut, Anggoro menambahkan, penjualan metanol kepada produsen biodiesel merupakan bagian dari sinergi dengan industri minyak sawit untuk mendukung ketahanan energi nasional.
Selain metanol, Pertamina Patra Niaga juga menyediakan produk Sodium Methylate Oxide (SMO) dengan potensi volume 3.600 hingga 4.800 MT per tahun. Pihaknya juga siap mendukung kebutuhan bahan bakar pelanggan di wilayah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024