Kementerian Energi dan Sumberdaya Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia mengapresiasi progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru yang berlokasi di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara.

"Kemajuannya cukup signifikan mencapai sekitar 60 persen," Eniya Listiani Dewi, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi kepada Antara di Sipirok, usai kunjungan kerja ke PLTA Batang Toru, Jumat.

Ia menyatakan beda dengan pembangkit di Kalimantan, potensi energi listrik PLTA Batangtoru sangat bagus sekali. Dengan pemanfaatan sumber air Sungai Batang Toru menjadi sumber energi listrik, lingkungan nya tetap terjaga.

"Selain itu, energi listrik 510 Megawatt (MW) yang dihasilkan PLTA Batang Toru akan cukup membantu memenuhi target pemerintah akan energi baru terbarukan sebesar 23 persen di tahun 2025 dari 35.000 MW secara nasional," ujarnya.

Ia juga menyinggung untuk wilayah Sumatera Utara sendiri sudah ada 30 persen potensi EBT termasuk PLTA Batang Toru. "Jadi Sumut sudah banyak yang diimplementasikan, atau melebihi target rata-rata nasional," ungkapnya.

Selain itu, soal pembangunan transmisi yang belum banyak terbangun menjadikan sebuah tantangan dalam pencapaian target pemenuhan target energi nasional sebesar 35.000 MW.

"Oleh karenanya, investasi transmisi ini kiranya dapat segera dikerjakan atau dibangun. Transmisi ini seperti jalan tol-nya distribusi tenaga listrik. Sehingga energi berkelanjutan yang ramah lingkungan bisa masuk menggantikan energi fosil (batubara)," harapnya. 

Selanjutnya, peran pemerintah dalam mendukung  investor dalam pengembangan EBT adalah dengan merubah salah satu Pasal yang ada dalam Peraturan Kementerian ESDM sehingga mempermudah masuknya Investor. "Kementerian ESDM juga sedang mengawal RUU EBTKE di Kabinet sekarang ini yang harapannya dapat selesai," kata Eniya.

Terpisah, Fauzi Leilan (sapa Alan-red) Direktur Eksternal Affair PT.North Sumatera Hidro Energi (NSHE) selaku pengembang PLTA Batang Toru menyambut baik kehadiran rombongan Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi yang dipimpin Eniya Listiani Dewi.

"Kunjungan ini merupakan penambah semangat dan sebagai tambahan kekuatan bagi kami (NSHE) dalam rangka akselerasi percepatan pembangunan PLTA Batang Toru sebagai Energi Baru Terbarukan (EBT), juga merupakan proyek strategis nasional," ujarnya.

Selain proyek strategis nasional yang sedang mengupayakan strategi percepatan untuk dapat berproduksi di Triwulan pertama 2026 dari rencana awal akan berproduksi di Triwulan akhir 2026 menurut Alan, PLTA Batang Toru yang sudah menelan dana di angka jutaan dollar AS itu dapat memberikan kontribusi signifikan dalam penyediaan energi dan terbarukan.

"Kiranya PLTA Batang Toru dapat menjadi role model proyek energi terbarukan yang berkelanjutan di Indonesia. Kami mengharapkan dukungan penuh dari semua elemen masyarakat, pemerintah, organisasi kemasyarakatan dan tidak lupa juga dukungan dari media surat kabar," ujar Alan.

Turut hadir dalam rombongan bersama  Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi, Kementerian ESDM RI, Energi, Eniya Listiani Dewi meninjau PLTA Batang Toru antara lain pihak dari PT PLN (Persero), Direktorat Ketenagalistrikan, Direksi PLN Nusantara Power, dan manajemen.PT.NSHE.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024