Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumatera Utara bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkolaborasi mengembangkan keahlian kriya dan tenun di provinsi beribu kota Medan itu.
Penjabat Ketua Dekranasda Sumut Tyas Fatoni mengatakan dalam mengembangkan keahlian kriya dan tenun itu akan dirancang melalui program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PWK) yang digagas dua lembaga tersebut.
“Program ini tentunya akan membantu anak-anak Sumut untuk berwirausaha di bidang kerajinan," ujar Tyas Fatoni usai mengikuti rapat sosialisasi program PKW via virtual di Medan, Selasa.
Dia menjelaskan PWK itu merupakan program pelatihan yang di peruntukan bagi pelajar agar berminat dan mampu berwirausaha khususnya dalam bidang kerajinan
"Provinsi Sumut mendapat kuota peserta pelatihan sebanyak 250 orang. Pelatihan tersebut menargetkan peserta berasal dari keluarga yang tidak mampu, anak tidak/putus sekolah, serta tidak memiliki pekerjaan tetap," kata dia.
Dalam program tersebut, dia optimistis regenerasi perajin di wilayah ini dapat terus meningkat sehingga warisan budaya tenun dan kriya dapat terus bertahan.
"Kalau di kerajinan regenerasi itu penting ya, maka pelatihan-pelatihan ini pun sangat kita sambut baik, semoga bisa menumbuhkan wirausahawan muda baru," ujar dia.
Dia mengatakan pihaknya juga rutin menggelar pelatihan kerajinan serta memberi pendampingan bagi masyarakat yang berminat menjadi perajin.
"Kami tiap tahun terus mengadakan pelatihan-pelatihan seperti membatik, menenun, menjahit, membordir, pelatihan pewarna alami. Kami juga memberikan pendampingan," jelas dia.
Ketua Bidang Wirausaha Baru Dekranas Endang Budi Karya dalam kesempatan yang sama mengatakan program ini bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat serta mengasah keterampilan menenun.
PWK tahun 2024, kata dia, digelar di lima provinsi seperti, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, Bali dan Lampung.
"Para peserta dapat mengembangkan usaha tenun mereka sendiri menciptakan produk inovatif dan berkualitas hingga mampu menembus pasar lokal dan internasional," tutur Endang.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
Penjabat Ketua Dekranasda Sumut Tyas Fatoni mengatakan dalam mengembangkan keahlian kriya dan tenun itu akan dirancang melalui program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PWK) yang digagas dua lembaga tersebut.
“Program ini tentunya akan membantu anak-anak Sumut untuk berwirausaha di bidang kerajinan," ujar Tyas Fatoni usai mengikuti rapat sosialisasi program PKW via virtual di Medan, Selasa.
Dia menjelaskan PWK itu merupakan program pelatihan yang di peruntukan bagi pelajar agar berminat dan mampu berwirausaha khususnya dalam bidang kerajinan
"Provinsi Sumut mendapat kuota peserta pelatihan sebanyak 250 orang. Pelatihan tersebut menargetkan peserta berasal dari keluarga yang tidak mampu, anak tidak/putus sekolah, serta tidak memiliki pekerjaan tetap," kata dia.
Dalam program tersebut, dia optimistis regenerasi perajin di wilayah ini dapat terus meningkat sehingga warisan budaya tenun dan kriya dapat terus bertahan.
"Kalau di kerajinan regenerasi itu penting ya, maka pelatihan-pelatihan ini pun sangat kita sambut baik, semoga bisa menumbuhkan wirausahawan muda baru," ujar dia.
Dia mengatakan pihaknya juga rutin menggelar pelatihan kerajinan serta memberi pendampingan bagi masyarakat yang berminat menjadi perajin.
"Kami tiap tahun terus mengadakan pelatihan-pelatihan seperti membatik, menenun, menjahit, membordir, pelatihan pewarna alami. Kami juga memberikan pendampingan," jelas dia.
Ketua Bidang Wirausaha Baru Dekranas Endang Budi Karya dalam kesempatan yang sama mengatakan program ini bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat serta mengasah keterampilan menenun.
PWK tahun 2024, kata dia, digelar di lima provinsi seperti, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, Bali dan Lampung.
"Para peserta dapat mengembangkan usaha tenun mereka sendiri menciptakan produk inovatif dan berkualitas hingga mampu menembus pasar lokal dan internasional," tutur Endang.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024