Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) cabang Sumatera Utara meminta perusahaan yang menjadi anggota terus menegakkan kesetaraan gender.

"Kesetaraan gender di perkebunan sawit berjalan dengan baik," ujar Ketua Gapki Sumut Timbas Prasad Ginting dalam seminar bertajuk "Perlindungan Pekerja Perempuan Di Perkebunan Kelapa Sawit dalam Rangka Pengarusutamaan Gender" di Medan, Kamis.

Dia memastikan perusahaan Gapki selalu memenuhi hak para pekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Bukan cuma itu, dia juga menyatakan pekerja sawit anggota Gapki memiliki kepastian karier yang setara tanpa membeda-bedakan jenis kelamin.

Timbas menyampaikan pula bahwa perusahaan anggota Gapki rutin menyusun perjanjian kerja bersama (PKB) untuk mengakomodasi kepentingan pekerja dan perusahaan.

"Semua perusahaan perkebunan sawit mempunyai PKB dengan pekerja. Pekerja perempuan pun mendapatkan hak mereka termasuk cuti haid dan hamil," tutur Timbas.

Perusahaan anggota Gapki juga berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ketenagakerjaan secara bipartit.

Hal itu disebut Timbas sudah dilakukan sejak lama seiring dengan kebijakan Gapki tidak menggunakan pekerja anak.

Apa yang disampaikan Timbas dibenarkan Direktur PT Amal Tani Rachel Pandia, anggota Gapki yang berkantor di Medan.

Rachel mengatakan perusahaannya tidak pernah membeda-bedakan pekerja pria dan perempuan.

"Kami pun menyiapkan penitipan anak untuk semua pekerja wanita. Selain itu ada pula layanan antar jemput sekolah dan bagi anak balita kami siapkan taman kanak-kanak. Kami melihat bagaimana pekerja wanita dan pria sama, baik dalam pekerjaan administrasi dan lapangan," kata Rachel.*

Pewarta: Michael Siahaan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024