Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara mengajak semua pihak untuk bersinergi dan meningkatkan kolaborasi dalam upaya menurunkan angka stunting di daerah itu.

"Di Kabupaten Sergai, prevalensi stunting pada tahun 2023 sudah mencapai 14,04 persen. Angka ini sudah melampaui target kita yaitu 18 persen. Namun kita tidak boleh berpuas diri atas capaian ini. Sinergitas harus terus kita tingkatkan," kata Bupati Sergai Darma Wijaya di Seirampah, Rabu.

Ia mengatakan masalah stunting atau gagal tumbuh merupakan salah satu permasalahan gizi yang masih menjadi tantangan besar bagi semua pihak.

Stunting tidak hanya berdampak pada tumbuh kembang anak, tetapi juga memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan.

Anak-anak yang mengalami stunting, berisiko mengalami penurunan kemampuan kognitif, penurunan produktivitas dan peningkatan kerentanan terhadap penyakit tidak menular.

Untuk itu semua pihak di daerah itu harus bahu membahu untuk bersinergi dan berkolaborasi guna mempercepat penurunan prevalensi stunting.

"Dengan kerja sama yang erat antara pemerintah daerah, pemerintah provinsi, dan seluruh pemangku kepentingan, saya yakin kita dapat mewujudkan generasi emas yang sehat, cerdas, dan produktif," katanya.

Sementara Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Serdang Bedagai Adlin Tambunan menyebutkan ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian terkait pelaksanaan intervensi serentak pencegahan stunting.

Di antaranya, meminta agar semua pihak meningkatkan keterlibatan dan partisipasi masyarakat, termasuk keluarga, kader, dan tokoh masyarakat.

Serta pemantauan dan evaluasi terkait stunting dilakukan secara berkala, serta perbaiki strategi intervensi berdasarkan data dan temuan di lapangan.

"Intervensi serentak yang dilakukan harus dapat menumbuhkan kesadaran kepada kita semua akan pentingnya keluarga bebas stunting," katanya.

Pewarta: Juraidi

Editor : Michael Teguh Adiputra S


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024