Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I fokus mendalami penyebab masih tingginya harga bawang putih di Sumatera Utara (Sumut) rata-ratanya berada di kisaran Rp38 ribu-Rp40 ribu per kilogram.

"Kami terus mendalami ini," ujar Kepala KPPU Kanwil I Ridho Pamungkas, di Medan, Sabtu.

Ridho melanjutkan, satu hal yang menjadi fokus perhatian pihaknya adalah informasi dari PT Pelindo Regional I Belawan yang menyampaikan kepada KPPU bahwa tidak ada aktivitas bongkar bawang putih impor di Pelabuhan Belawan pada tahun 2024, mulai Januari sampai saat ini.

Menurut dia, pernyataan Pelindo tersebut sejalan dengan pihak importir bawang putih di Sumut yang mengaku ke KPPU bahwa mereka tidak mendapatkan kuota impor untuk tahun 2024. Adapun pihak importir bawang putih di Sumut dan KPPU bertemu pada awal Juni 2024.

Situasi demikianlah, Ridho menjelaskan, yang menjadi pertanyaan bagi KPPU Kanwil I. KPPU mempertanyakan dari mana suplai bawang putih yang jumlahnya masih relatif terjaga di Sumut meski harganya mahal.

"Apakah yang beredar itu stok lama, yaitu stok tahun lalu atau berasal dari Jawa yang dibawa dari darat? Informasi ini yang masih kami cari. Untuk itu, dua minggu lagi kami akan mengadakan pihak distributor," kata dia pula.

 


Pada minggu pertama Juni 2024, panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan bahwa harga rata-rata bawang putih di Sumut berkisar Rp40.220-Rp40.930 per kilogram.

Sementara harga eceran tertinggi (HET) bawang putih yang ditetapkan Kementerian Perdagangan adalah Rp32 ribu per kilogram.

Terkait bawang putih, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut bahwa masih ada importir yang belum merealisasikan kuota impornya.

Kemendag mencatat, secara nasional, realisasi impor bawang putih baru mencapai 162.139 ton atau 46,42 persen dari izin impor yang telah diberikan sebanyak 349.290 ton. Tahun 2024, total impor bawang putih yang ditetapkan adalah sebanyak 669.526 ton.

Berkaitan dengan hal itu, Ridho menduga importir belum melakukan impor bawang putih, karena negara asal komoditas tersebut yakni China baru masuk musim panen pada Juli 2024.

Jika tetap mengimpor, Ridho menyebut itu berisiko mendatangkan bawang putih stok lama atau tahun 2023.

"Kalau diimpor sekarang, masa penyimpanannya semakin pendek. Harganya juga mahal karena belum panen," ujar Ridho pula.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KPPU mendalami penyebab tingginya harga bawang putih di Sumut

Pewarta: Michael Siahaan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024