Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara menyatakan, sampai pertengahan Mei 2024, produksi jagung di wilayahnya masih sesuai dengan rencana yang ditetapkan bersama pemerintah kabupaten dan kota.
"Stok pun aman karena panen di mana-mana," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Muhammad Juwaini di Medan, Senin.
Juwaini melanjutkan, pihaknya terus mengoptimalkan semua sumber daya agar produksi jagung Sumut terus stabil untuk memenuhi kebutuhan.
Salah satunya, dia menambahkan, dengan mengoptimalkan bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Pada Februari 2024, Kementerian Pertanian memberikan bantuan sebesar Rp162,21 miliar dan benih untuk 180.230 hektare lahan kepada Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut.
Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut memperkirakan, pada Januari 2024 wilayahnya mampu menghasilkan 278.685 ton jagung, lalu 127.125 ton pada Februari 2024, kemudian 100.686 ton pada Maret 2024 dan 77.397 ton pada April 2024.
Adapun target produksi jagung Sumut pada tahun 2024 di Sumut sesuai rencana yaitu 1,881 juta ton dari 301.501 hektare luas panen.
Panen yang stabil, Juwaini menyebut, membuat harga jagung di tingkat peternak Sumut sedikit menurun meski masih di atas harga acuan terbaru dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Ditambah lagi, sebelumnya ada kebijakan Perum Bulog yang menyalurkan jagung impor kepada peternak di Sumut.
Pada Mei 2024, sampai tanggal 20, harga rata-rata jagung di tingkat peternak Sumut Rp7.280 per kilogram.
Nilai memang tersebut lebih rendah dibandingkan harga rata-rata pada April 2024 yaitu Rp9 ribu per kilogram tetapi lebih tinggi dari harga acuan di tingkat konsumen yang ditetapkan Bapanas dengan fleksibilitas terkini yaitu Rp5.800 per kilogram.
"Terkait harga ini, kepentingan produsen dan konsumen harus diperhatikan," tutur Juwaini.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024