Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Ginjal Hipertensi, DR. dr. Riri Andri Muzasti dari Rumah Sakit Siloam Hospitals Dhirga Surya Medan mengatakan partisipasi aktif dimulai dengan deteksi dini fungsi ginjal.

"Partisipasi aktif dan pemahaman yang baik guna menjaga kesehatan pasien perlu dibangun agar kualitas hidup terjaga," ujar Riri di Medan, Sumatera Utara, Rabu.

Dia melanjutkan sekaligus membangun komunikasi yaitu pasien, dokter dan keluarga yang mendampingi.  Karena menurut Riri jika penyakit ginjal kronis telah memasuki stadium akhir yaitu pada stadium 4 dan stadium 5.

"Maka butuh usaha keras, biaya besar dan kesabaran yang tinggi saat menjalani terapi agar kualitas hidup layaknya orang sehat tetap terjaga", tutur Riri.
 
Dia mengatakan pemahaman yang baik perlu dibangun pada pasien dan keluarga mengenai cara menjaga kesehatan seutuhnya meski telah menjalani cuci darah seumur hidup. 

Hal itu terkait pemahaman tentang penyakit ginjal, mengatur diet yang baik, cara minum obat secara teratur, cara menjalani terapi, serta beraktivitas fisik sesuai kondisi tubuh.

"Keluarga yang mendampingi ikut berperan penuh agar kualitas hidup pasien terjaga secara normal dan sehat, yakni beri dukungan aktif dan efektif, dan tentunya juga bagi pasien, yang harus secara teratur menjalani terapi dan menjaga pola makan secara benar sesuai kondisi tubuh," kata Riri.

Penderita gagal ginjal akut dan penyakit ginjal kronis, terutama pada stadium lanjut, membutuhkan terapi pengganti ginjal, salah satunya adalah terapi cuci darah. Pada gagal ginjal akut, terapi cuci darah dapat dilakukan beberapa kali (sementara).  Hal tersebut berbeda dengan penyakit ginjal kronis tahap akhir yang harus menjalani terapi cuci darah (Hemodialisis) sepanjang waktu guna menjaga kualitas hidup sang pasien. 

"Karena itu, pengelolaan pasien dengan penyakit ginjal kronis mesti komprehensif, dimulai dari aspek medis, pertimbangan penilaian harapan hidup, tujuan, hingga target pengobatan pasien," ucapnya.

Ketika ginjal mengalami gangguan, akan terdapat beberapa gejala umum yang akan dirasakan oleh penderita penyakit ginjal, di antaranya mual dan muntah, kulit gatal-gatal, tubuh terlihat pucat dan lemas. 

Selain timbulnya sesak nafas, beberapa bagian tubuh akan terlihat bengkak akibat mengumpulnya cairan tubuh yang disebabkan ginjal tidak mapu mengeluarkan urin.

"Ada beberapa cara mengobati yakni mengubah gaya hidup, obat-obatan, terapi pengganti ginjal seperti cuci perut (peritoneal dialisis) atau cuci darah (hemodialisis) dan yang paling efektif adalah dengan melakukan transplantasi ginjal," kata Riri.

 

Pewarta: M. Sahbainy Nasution

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024