Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Pematang Siantar saat ini terus berupaya mengembangkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Para pelaku UMKM tersebut bergerak dalam kerajinan kuliner, kayu, konveksi wastra seperti gorga, ulos, dan sebagainya.

"Seperti konveksi wastra. Itu setiap ukiran, goresan, dan kolaborasi warna, semuanya mengandung histori. Dan setiap bentuk ada peruntukannya masing-masing," jelas Ketua Dekranasda Kota Pematang Siantar H Kusma Erizal Ginting SH, saat ditemui di Galeri Dekranasda, Jalan Merdeka Pematang Siantar, Selasa (7/11).
Ketua Dekranasda Kota Pematang Siantar H Kusma Erizal Ginting SH (ANTARA/HO)


Erizal mengaku optimis Kota Pematang Siantar akan menjadi Kota Destinasi Wisata dengan didukung masyarakat yang kreatif. 

Erizal juga tak menampik peran pers dibutuhkan dalam promosi dan membesarkan UMKM di Kota Pematang Siantar. 

Menurut Erizal, Kota Pematang Siantar merupakan salah satu daerah penyangga destinasi super prioritas Danau Toba. Untuk itu, masyarakat diajak menunjukkan kreativitas dalam seluruh instrumen. 

Erizal menerangkan, di Galeri Dekranasda ada ribuan karya anak Kota Pematang Siantar, yang juga telah berhasil dipasarkan ke luar daerah, seperti Kalimantan dan Bandung.
Produk suvenir becak Siantar hasil karya UMKM (ANTARA/HO)


"Sejak Galeri Dekranasda ini dibuka, sejumlah pengunjung sudah hadir. Bahkan dari luar negeri, seperti Korea, Jepang, dan Australia," ujar Presiden BSA Owner Motorcycle Siantar (BOMS)  ini.
 
Erizal juga mengaku, dirinya ingin mengubah stigma orang Siantar alias Siantar Man yang kerap dikonotasikan negatif, menjadi citra yang positif. 

"Kita melakukan semacam inovasi. Ide sudah ada sejak zaman nenek kita. Kemudian kita inovasikan. Intinya, kita bisa melihat ini adalah murni karya anak-anak Siantar," tukas Erizal. 

Erizal bersyukur, sejak tahun 2022 trend penjualan produk UMKM kerajinan dan kesenian yang ada di Gedung Dekranasda terus meningkat. 
Ketua Dekranasda Kota Pematang Siantar H Kusma Erizal Ginting SH dan pelaku UMKM memperlihatkan hasil usaha lokal. (ANTARA/HO)


Produk yang paling laris, katanya, yakni snack atau cemilan. Meski, nilai rupiah tertinggi ada pada penjualan konveksi wastra. 

Pada kesempatan tersebut, Erizal juga menuturkan para pelaku UMKM terus berbenah. Seperti memperbaiki kemasan produknya agar semakin menarik. 

"Mudah-mudahan secara bertahap, dapat kita perbaiki lagi bagaimana kemasannya," tutup ketua PKK kota Pematang Siantar ini.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kota Pematang Siantar, Herbet Aruan SPd MH menuturkan, pihaknya berupaya meningkatkan kualitas dan pengembangan UMKM dengan berbagai program, seperti peningkatan skill, branding, dan teknik pemasaran. 

Dituturkannya, saat ini instansi yang dipimpinnya memiliki sedikitnya 2.300 UMKM, yang di antaranya 950 berstatus Industri Kecil Menengah (home industry).

Pelaku UMKM Bersyukur 

Ungkapan syukur setelah bergabung dengan Dekranasda Kota Pematang Siantar diungkapkan sejumlah pelaku UMKM di Kota Pematang Siantar. 

Seperti Sulastri Simamora, yang selama ini menekuni home industry konveksi bantal dan sprei. Ia sendiri bergabung ke Dekranasda sejak tahun 2022. 

"Setiap hari kita fokus membuat bantal silikon dan menghasilkan selimut bedcover. Sekira 99 persen limbah konveksi yang ada, kami kelola menjadi produk turunan yang bernilai, seperti bando, bantal leher, dan sebagainya," papar Sulastri.

Kata Sulastri, ia menyerap tenaga kerja dari lingkungan rumah mereka di Kelurahan Sumber Jaya, Kecamatan Siantar Martobaba.

Ia pun bersyukur sebab mampu memberdayakan ibu rumah tangga dan anak-anak lulusan SMK tata busana.

"Kita pengin punya toko di (kawasan) kota, tetapi tidak punya dana. Kemudian diajaklah ke sini untuk menitipkan produksi UMKM. Dan Puji Tuhan, gratis. Secara omset, penjualan sangat jauh meningkat bila kemarin sekadar jualan di rumah," kata Sulastri. 

Sulastri menambahkan, setelah bergabung dengan Dekranasda, produknya selalu diikutkan dalam even bazar, baik di dalam maupun luar kota. Alhasil, omsetnya semakin meningkat. 
Produk buatan anak bangsa Kota Pematang Siantar (ANTARA/HO)


"Seperti pernah ada even di Lapangan H Adam Malik. Dalam tiga hari, omzet sampai Rp25 juta," ujar Sulastri yang terus memuji langkah Dekranasda Kota Pematang Siantar. 

Sementara itu, Liana Ritonga dengan brand Lila Cookies mengaku meraup untung besar setelah bergabung dengan Dekranasda Kota Pematang Siantar.

Sebelum bergabung, pasar produknya hanya di sekitaran lingkungan tetangga. Setelah bergabung, jualan aneka keripik meluas ke luar kota, dan setiap tahun hampir satu ton cookies terjual. (Adv)

Pewarta: Waristo

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023