Periode Januari hingga Oktober 2023 Mahkamah Syar’iyah Jantho mencatat ada 677 perkara yang ditangani, dengan perincian 443 perkara gugatan, 198 perkara permohonan dan 36 perkara jinayat.
Hal itu diungkapkan Panitera Mahkamah Syar’iyah Jantho Akmal Hakim Bs SHI, MH dalam keterangan yang diterima di Medan, Rabu (8/11).
Ia mengatakan bahwa 443 perkara yang ditangani tersebut merupakan perkara gugatan cerai di Mahkamah Syar’iyah Jantho.
"Dalam 443 perkara gugatan yang terdaftar pada Mahkamah Syar’iyah Jantho, dengan perincian 303 perkara cerai gugat atau cerai yang diajukan oleh istri terhadap suami dan perkara cerai talak atau cerai yang diajukan oleh suami terhadap istri 90 perkara," jelas Akmal.
Kemudian, sengketa harta bersama 5 perkara, sengketa kewarisan 9 perkara, sengketa Ekonomi Syariah 1 perkara. Sengketa hibah 3 perkara, sengketa wakaf 1 perkara dan Isbath Nikah 20 perkara serta penguasaan anak 4 perkara lain lain 7 perkara.
"Sedangkan perkara permohonan berjumlah dengan 198 perkara, dengan klasifikasi yaitu 101 perkara, 101 perkara penetapan ahli waris, Isbath Nikah 37 perkara, perwalian 15 perkara, dispensasi kawin 31 perkara, Wali Adhal dua perkara dan lain-lain dua perkara," ucap Akmal.
Akmal mengungkapkan bahwa dalam perkara jinayat yang telah terdaftar berjumlah 36 perkara, adapun klasifikasi 36 perkara jinayat dari kasus yang telah ditangani tersebut 21 di antaranya merupakan kasus pemerkosaan, lima perkara zina, empat perkara pelecehan seksual, selebihnya kasus ikhtilat.
"Dari 21 kasus pemerkosaan, lima kasus di antaranya melibatkan anak," tutur Akmal.
Ia menjelaskan perkara-perkara tersebut, sebagaimana yang tercatat di Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Mahkamah Syar’iyah Jantho, ementara perkara yang terdaftar secara elektronik (e-Court) sebanyak 106 perkara gugatan.
Kemudian, 79 perkara permohonan dan perkara yang didaftar menggunakan Anjungan Gugatan Mandiri berjumlah 343 perkara perkara selebihnya didaftarkan secara manual di pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) Mahkamah Syar’iyah Jantho.
Akmal menjelaskan, dari 36 perkara jinayat yang ditangani Mahkamah Syar’iyah Jantho, enam di antaranya merupakan jinayah perkara anak.
“Dari jumlah itu, 25 perkara di antaranya telah diputuskan dan dalam proses minutasi, delapan perkara dalam proses persidangan, satu perkara dalam putusan sela, satu perkara pengiriman berkas kasasi, dan satu perkara dalam putusan banding,” ucap Akmal.
Menurut Akmal yang didampingi oleh Staff Kepaniteraan Fajri SH dan Wilda Safitri, SHI, dalam tahun 2023, selain menerima 677 perkara, pihaknya juga menangani 11 perkara permohonan eksekusi terhadap putusan yang telah bermuatan hukum tetap.
"Dari semua lerkara permohonan eksekusi yang ditangani Mahkamah Sya’iyah Jantho delapan eksekusi telah dilaksanakan, sehingga beban permohonan eksekusi dan tiga perkara lainnya sedang menunggu proses pelaksanaan eksekusi," jelas Akmal.
"Terget kita semua perkara yang telah terdaftar di Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah Jantho akan diselesaikan dalam tahun 2023. Dan perkara permohonan eksekusi yang tersisa berjumlah tiga perkara akan diselesaikan dengan eksekusi dalam tahun ini juga," tutur Akmal.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Hal itu diungkapkan Panitera Mahkamah Syar’iyah Jantho Akmal Hakim Bs SHI, MH dalam keterangan yang diterima di Medan, Rabu (8/11).
Ia mengatakan bahwa 443 perkara yang ditangani tersebut merupakan perkara gugatan cerai di Mahkamah Syar’iyah Jantho.
"Dalam 443 perkara gugatan yang terdaftar pada Mahkamah Syar’iyah Jantho, dengan perincian 303 perkara cerai gugat atau cerai yang diajukan oleh istri terhadap suami dan perkara cerai talak atau cerai yang diajukan oleh suami terhadap istri 90 perkara," jelas Akmal.
Kemudian, sengketa harta bersama 5 perkara, sengketa kewarisan 9 perkara, sengketa Ekonomi Syariah 1 perkara. Sengketa hibah 3 perkara, sengketa wakaf 1 perkara dan Isbath Nikah 20 perkara serta penguasaan anak 4 perkara lain lain 7 perkara.
"Sedangkan perkara permohonan berjumlah dengan 198 perkara, dengan klasifikasi yaitu 101 perkara, 101 perkara penetapan ahli waris, Isbath Nikah 37 perkara, perwalian 15 perkara, dispensasi kawin 31 perkara, Wali Adhal dua perkara dan lain-lain dua perkara," ucap Akmal.
Akmal mengungkapkan bahwa dalam perkara jinayat yang telah terdaftar berjumlah 36 perkara, adapun klasifikasi 36 perkara jinayat dari kasus yang telah ditangani tersebut 21 di antaranya merupakan kasus pemerkosaan, lima perkara zina, empat perkara pelecehan seksual, selebihnya kasus ikhtilat.
"Dari 21 kasus pemerkosaan, lima kasus di antaranya melibatkan anak," tutur Akmal.
Ia menjelaskan perkara-perkara tersebut, sebagaimana yang tercatat di Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Mahkamah Syar’iyah Jantho, ementara perkara yang terdaftar secara elektronik (e-Court) sebanyak 106 perkara gugatan.
Kemudian, 79 perkara permohonan dan perkara yang didaftar menggunakan Anjungan Gugatan Mandiri berjumlah 343 perkara perkara selebihnya didaftarkan secara manual di pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) Mahkamah Syar’iyah Jantho.
Akmal menjelaskan, dari 36 perkara jinayat yang ditangani Mahkamah Syar’iyah Jantho, enam di antaranya merupakan jinayah perkara anak.
“Dari jumlah itu, 25 perkara di antaranya telah diputuskan dan dalam proses minutasi, delapan perkara dalam proses persidangan, satu perkara dalam putusan sela, satu perkara pengiriman berkas kasasi, dan satu perkara dalam putusan banding,” ucap Akmal.
Menurut Akmal yang didampingi oleh Staff Kepaniteraan Fajri SH dan Wilda Safitri, SHI, dalam tahun 2023, selain menerima 677 perkara, pihaknya juga menangani 11 perkara permohonan eksekusi terhadap putusan yang telah bermuatan hukum tetap.
"Dari semua lerkara permohonan eksekusi yang ditangani Mahkamah Sya’iyah Jantho delapan eksekusi telah dilaksanakan, sehingga beban permohonan eksekusi dan tiga perkara lainnya sedang menunggu proses pelaksanaan eksekusi," jelas Akmal.
"Terget kita semua perkara yang telah terdaftar di Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah Jantho akan diselesaikan dalam tahun 2023. Dan perkara permohonan eksekusi yang tersisa berjumlah tiga perkara akan diselesaikan dengan eksekusi dalam tahun ini juga," tutur Akmal.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023