Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Provinsi Sumatera Utara menggelontorkan sebanyak 2,5 ton beras pada kegiatan pasar murah sebagai upaya mengendalikan harga komoditas itu yang cenderung bertahan mahal.
"Jadi, harga pangan beberapa hari ini masih relatif tinggi. Terutama harga beras, jadi kita sudah memanggil juga beberapa pemasok, penyalur untuk bekerja sama dalam pasar murah," ujar Kepala Disperindag Sumut, Mulyadi Simatupang, di Medan, Jumat.
Mulyadi menjelaskan dalam beberapa pekan harga beras khususnya harga beras medium di sejumlah pasar Kota Medan mengalami kenaikan berada di atas harga acuan tertinggi (HET).
"Saat kemarin kami lakukan sidak di beberapa pasar, kami menemukan harga beras medium dijual Rp15.000/kg paling mahal, padahal kalau harga yang di tetapkan hanya Rp11.50/kg0. Jadi pasar murah ini salah satu upaya untuk mengendalikan harga beras tersebut," kata Mulyadi.
Ia mengatakan pasar murah tersebut digelar di halaman kantor Disperindag ESDM Sumut yang berlangsung dua hari yakni 29 September sampai 30 September 2023.
"Selain beras, pasar murah itu juga menyediakan telur ayam 100 papan, gula 300 kg, minyak goreng 600 liter, dan yang lainnya," sebutnya.
Untuk harga, kata dia, dijual di bawah harga acuan, seperti beras 5 kilogram harga Rp53.000, minyak goreng Rp13.000/kg, gula Rp12.000/kg dan telur satu papan Rp43.500.
"Syarat masyarakat membeli sembako di pasar murah cukup menggunakan KTP untuk sekali transaksi. Sehingga pasar murah melayani masyarakat secara merata dan tidak boleh membeli lebih dari satu kali," kata Mulyadi.
Mulyadi mengungkapkan bahwa pasar murah akan digelar setiap pekannya. Termasuk akan melakukan perluasan jangkauan pasar murah di tengah masyarakat.
"Tapi, kita bukan hanya pasar murah ini aja. Ke depan kita juga akan menghidupkan UKM- UKM. Sehingga kondisi seperti saat ini, masyarakat berpenghasilan rendah ini bisa terbantu," sebut Mulyadi.
Dalam hal itu, masyarakat Kota Medan antusias dengan keberadaan pasar murah yang dilakukan Disperindag ESDM Sumut.
"Lumayan juga ada pasar murah disini, lebih hemat jadinya," kata seorang warga Wida.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Jadi, harga pangan beberapa hari ini masih relatif tinggi. Terutama harga beras, jadi kita sudah memanggil juga beberapa pemasok, penyalur untuk bekerja sama dalam pasar murah," ujar Kepala Disperindag Sumut, Mulyadi Simatupang, di Medan, Jumat.
Mulyadi menjelaskan dalam beberapa pekan harga beras khususnya harga beras medium di sejumlah pasar Kota Medan mengalami kenaikan berada di atas harga acuan tertinggi (HET).
"Saat kemarin kami lakukan sidak di beberapa pasar, kami menemukan harga beras medium dijual Rp15.000/kg paling mahal, padahal kalau harga yang di tetapkan hanya Rp11.50/kg0. Jadi pasar murah ini salah satu upaya untuk mengendalikan harga beras tersebut," kata Mulyadi.
Ia mengatakan pasar murah tersebut digelar di halaman kantor Disperindag ESDM Sumut yang berlangsung dua hari yakni 29 September sampai 30 September 2023.
"Selain beras, pasar murah itu juga menyediakan telur ayam 100 papan, gula 300 kg, minyak goreng 600 liter, dan yang lainnya," sebutnya.
Untuk harga, kata dia, dijual di bawah harga acuan, seperti beras 5 kilogram harga Rp53.000, minyak goreng Rp13.000/kg, gula Rp12.000/kg dan telur satu papan Rp43.500.
"Syarat masyarakat membeli sembako di pasar murah cukup menggunakan KTP untuk sekali transaksi. Sehingga pasar murah melayani masyarakat secara merata dan tidak boleh membeli lebih dari satu kali," kata Mulyadi.
Mulyadi mengungkapkan bahwa pasar murah akan digelar setiap pekannya. Termasuk akan melakukan perluasan jangkauan pasar murah di tengah masyarakat.
"Tapi, kita bukan hanya pasar murah ini aja. Ke depan kita juga akan menghidupkan UKM- UKM. Sehingga kondisi seperti saat ini, masyarakat berpenghasilan rendah ini bisa terbantu," sebut Mulyadi.
Dalam hal itu, masyarakat Kota Medan antusias dengan keberadaan pasar murah yang dilakukan Disperindag ESDM Sumut.
"Lumayan juga ada pasar murah disini, lebih hemat jadinya," kata seorang warga Wida.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023