Total suspendet solid (TSS) atau tingkat kekeruhan yang terdapat pada aiir sisa proses tambang emas Batang Toru ternyata lebih baik dari air yang mengalir pada Sungai Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).
Kondisi itu diketahui dari hasil uji sampel kedua sumber air yang diambil di lokasi pembuangan akhir air sisa proses dan air Sungai Batang Toru pada Rabu (13/9) dalam kegiatan media site visit.
Dalam alat uji sampel air, pihak PT Agincourt Resources (AR), pengelola Tambang Emas Martabe, mencatat kekeruhan air sungai Batang Toru sekira pukul 14.02 WIB di angka 308, sedang air sisa proses Tambang Emas anhka 5,9.
"Artinya kekeruhan air sungai Batang Toru jauh dari standar baku mutu tetapkan pemerintah maksimal 200. Sedang kekeruhan air sisa proses tambang emas Martabe jauh lebih rendah," Purhaman Agustinus, Manager Metallurgy PT AR.
Demikian halnya pH atau tingkat keasaman (ukuran konsentrasi ion hidrogen dalam air-red) terhadap kedua uji sampel air tersebut. Ph air sungai Batang Toru 6,55 sedang pH air sisa proses Tambang Emas Martabe 7,06.
"Jenis cairan atau larutan yang memiliki pH di bawah 7 disebut asam, di atas 7 disebut alkali, atau basah. Bahkan sebagian air sisa proses Tambang Emas Batang Toru digunakan untuk keperluan sehari-hari perusahaan (seperti air kebutuhan toilet dan lainnya)," katanya.
Tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air untuk Tambang Emas Martabe Batang Toru, menurut Guru Besar Departemen Biologi juga peneliti lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Dr Ing Ternala Alexander Barus yang beberapa waktu lalu dihubungi, menyebut baku mutu kualitas air sisa proses Tambang Emas Batang Toru sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021.
Sementara Reni Radhan, Manager Publik Relation PT AR, di hari yang sama dari Jakarta secara virtual, menyampaikan apresiasi atas kegiatan media site visit yang dihadiri sejumlah wartawan tersebut.
"Terima kasih telah mau hadir ke Tambang Emas Martabe. Semoga kunjungan rekan-rekan wartawan dapat menyajikan pemberitaan yang riil kepada masyarakat," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Kondisi itu diketahui dari hasil uji sampel kedua sumber air yang diambil di lokasi pembuangan akhir air sisa proses dan air Sungai Batang Toru pada Rabu (13/9) dalam kegiatan media site visit.
Dalam alat uji sampel air, pihak PT Agincourt Resources (AR), pengelola Tambang Emas Martabe, mencatat kekeruhan air sungai Batang Toru sekira pukul 14.02 WIB di angka 308, sedang air sisa proses Tambang Emas anhka 5,9.
"Artinya kekeruhan air sungai Batang Toru jauh dari standar baku mutu tetapkan pemerintah maksimal 200. Sedang kekeruhan air sisa proses tambang emas Martabe jauh lebih rendah," Purhaman Agustinus, Manager Metallurgy PT AR.
Demikian halnya pH atau tingkat keasaman (ukuran konsentrasi ion hidrogen dalam air-red) terhadap kedua uji sampel air tersebut. Ph air sungai Batang Toru 6,55 sedang pH air sisa proses Tambang Emas Martabe 7,06.
"Jenis cairan atau larutan yang memiliki pH di bawah 7 disebut asam, di atas 7 disebut alkali, atau basah. Bahkan sebagian air sisa proses Tambang Emas Batang Toru digunakan untuk keperluan sehari-hari perusahaan (seperti air kebutuhan toilet dan lainnya)," katanya.
Tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air untuk Tambang Emas Martabe Batang Toru, menurut Guru Besar Departemen Biologi juga peneliti lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Dr Ing Ternala Alexander Barus yang beberapa waktu lalu dihubungi, menyebut baku mutu kualitas air sisa proses Tambang Emas Batang Toru sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021.
Sementara Reni Radhan, Manager Publik Relation PT AR, di hari yang sama dari Jakarta secara virtual, menyampaikan apresiasi atas kegiatan media site visit yang dihadiri sejumlah wartawan tersebut.
"Terima kasih telah mau hadir ke Tambang Emas Martabe. Semoga kunjungan rekan-rekan wartawan dapat menyajikan pemberitaan yang riil kepada masyarakat," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023