Bupati Mandailing Natal, HM Ja'far Sukhairi bersama Kepala Dinas Kesehatan, dr Faisal Situmorang mengunjungi lima bersaudara penderita katarak Juvenil di Kelurahan Pidoli Dolok, Kecamatan Panyabungan, Senin (19/6).
Dalam kunjungannya tersebut, selain memberikan motivasi bagi keluarga, Sukhairi juga memberikan bantuan berupa modal usaha dan biaya transport pendidikan kepada keluarga sebesar Rp. 500 ribu setiap bulannya.
"Tetap semangat, dan rajin beribadah," pesan Sukhairi.
Sukhairi menyampaikan, jika pemerintah daerah sudah melakukan upaya bagaimana menangani kelima anak yang mengalami gangguan pengelihatan itu.
"Sudah pernah kita lakukam operasi katarak, namun karena ini faktor genetika butuh penanganan khusus, dan besok akan diantar ke RSUD Panyabungan untuk dilakukan observasi," ujarnya.
Dikatakannya, pemerintah sendiri tidak akan mampu melihat kondisi sosial masyarakat. Untuk itu dia mengajak seluruh komponen masyarakat agar lebih peka dan perduli terhadap lingkungan masing-masing.
"Diharap kepada camat dan kades agar lebih peka melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat kita. Tidak dengan jumlah, namun dengan perhatian," katanya.
Dikatakannya, kondisi sosial yang dialami oleh lima orang bersaudara itu diketahuinya dari media.
Untuk itu dia menyampaikan terimakasih kepada media yang telah memberitakan kondisi lima orang bersaudara itu.
"Terimakasih media. Saya tahu kondisi ini dari media dan saya langsung saksikan kondisinya memperihatinkan," ungkapnya.
Sementara itu, dokter interensif Kemenkes, dr Asrul menyampaikan, jika penyakit tersebut merupakan katarak lembek yang terdapat pada orang muda dan mulai terbentuknya pada usia 3 bulan sampai 9 tahun. Katarak kongenital dan infantile secara umum terjadi dalam 1 dalam setiap 2000 kelahiran hidup, yang terjadi akibat gangguan pada perkembangan normal lensa. Prevalensi pada negara berkembang sekitar 2-4 tiap 10.000 kelahiran hidup.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Dalam kunjungannya tersebut, selain memberikan motivasi bagi keluarga, Sukhairi juga memberikan bantuan berupa modal usaha dan biaya transport pendidikan kepada keluarga sebesar Rp. 500 ribu setiap bulannya.
"Tetap semangat, dan rajin beribadah," pesan Sukhairi.
Sukhairi menyampaikan, jika pemerintah daerah sudah melakukan upaya bagaimana menangani kelima anak yang mengalami gangguan pengelihatan itu.
"Sudah pernah kita lakukam operasi katarak, namun karena ini faktor genetika butuh penanganan khusus, dan besok akan diantar ke RSUD Panyabungan untuk dilakukan observasi," ujarnya.
Dikatakannya, pemerintah sendiri tidak akan mampu melihat kondisi sosial masyarakat. Untuk itu dia mengajak seluruh komponen masyarakat agar lebih peka dan perduli terhadap lingkungan masing-masing.
"Diharap kepada camat dan kades agar lebih peka melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat kita. Tidak dengan jumlah, namun dengan perhatian," katanya.
Dikatakannya, kondisi sosial yang dialami oleh lima orang bersaudara itu diketahuinya dari media.
Untuk itu dia menyampaikan terimakasih kepada media yang telah memberitakan kondisi lima orang bersaudara itu.
"Terimakasih media. Saya tahu kondisi ini dari media dan saya langsung saksikan kondisinya memperihatinkan," ungkapnya.
Sementara itu, dokter interensif Kemenkes, dr Asrul menyampaikan, jika penyakit tersebut merupakan katarak lembek yang terdapat pada orang muda dan mulai terbentuknya pada usia 3 bulan sampai 9 tahun. Katarak kongenital dan infantile secara umum terjadi dalam 1 dalam setiap 2000 kelahiran hidup, yang terjadi akibat gangguan pada perkembangan normal lensa. Prevalensi pada negara berkembang sekitar 2-4 tiap 10.000 kelahiran hidup.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023