Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melakukan pembahasan lintas sektoral guna menghadapi fenomena alam pemanasan suhu muka laut atau El Nino yang dinilai bisa berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian.

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, di Medan, Kamis, mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pemangku kebijakan terkait untuk mengantisipasi dampak dari fenomena El Nino yang diprediksi terjadi pada Juni-Agustus 2023.

"Sudah kita diskusikan dan kita sudah menyiapkan cek poin tentang air yang sangat jauh, kita akan bikin bor sumur disana," ujar Edy.

Untuk itu, Mantan Pangkostrad ini meminta pemangku kebijakan terkait untuk mempersiapkan secara matang, agar Sumatera Utra tidak mengalami dampat El Nino tersebut, termasuk dalam sektor pertanian.

"Mudah mudahan tidak berdampak, kita sedia payung sebelum hujan," kata Edy.
 

Gubernur Edy sangat optimistis pertanian di Sumut tidak terdampak El Nino, bahkan, kata Edy, kebutuhan bahan pangan harus mengalami peningkatan sesuai target yang sudah direncanakan.

"Keseluruhan pastinya harus mencapai paling tidak 80 persen, saat ini bawang putih kita 19 persen, bawang merah 78 persen, beras, daging ayam, telur ayam kita sudah surplus," katanya lagi.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, ada 50-60 persen peluang terjadinya El Nino di Indonesia pada semester kedua tahun 2023 dengan puncaknya diyakini pada Agustus.

Salah satu dampak El Nino yang sangat diwaspadai adalah terjadinya gagal panen. Gagal panen ini akan membuat kurangnya stok beras yang berujung pada meningkatnya harga.

Berdasarkan BMKG, El Nino merupakan fenomena memanasnya suhu muka laut Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan itu meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemprov Sumut bahas fenomena El Nino berdampak pertumbuhan ekonomi

Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023