Pedagang kue kering di Medan bingung karena pembeli sepi ketika waktu sudah mendekati, tepatnya 11 hari menjelang Lebaran 2023.
"Saya agak bingung kenapa. Mungkin masyarakat butuh untuk sekolah anak," ujar Meli, pedagang kue kering di Pasar Petisah Medan, Selasa.
Saat ini, Meli melanjutkan, omzet hariannya menurun 40 persen dibandingkan menjelang Lebaran tahun 2022.
Dia pun pasrah dengan kondisi ini dan menyimpan harapan jumlah pembeli meningkat setidak-tidaknya seminggu sebelum Lebaran.
Pedagang kue kering lain, Eva, juga sulit berkata-kata melihat jarangnya pembeli yang membuat dia kehilangan sekitar 50 persen omzetnya per hari.
"Begini-begini saja kondisinya sejak kemarin. Masih sepi," tutur dia.
Terkait hilangnya banyak peminat kue kering di wilayah Sumatera Utara, pengamat ekonomi Gunawan Benjamin menyebut bahwa hal itu terjadi karena adanya penurunan konsumsi masyarakat sepanjang Ramadhan.
Masyarakat, menurut Gunawan, lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan pokok pada Lebaran tahun ini.
Selain itu, mereka pun mengutamakan mudik daripada kebutuhan sekunder untuk Lebaran, termasuk pakaian anyar atau membuat kue kering.
Pencairan tunjangan hari raya (THR) pun disebut Gunawan tidak terlalu meningkatkan konsumsi masyarakat, terutama untuk memenuhi kebutuhan sekunder saat Lebaran.
Gejala penurunan daya beli itu dikatakannya tampak ketika Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara mengumumkan bahwa Sumut mengalami deflasi 0,31 persen pada Maret 2023.
Deflasi tersebut menjadi yang kedua secara berturut-turut di provinsi tersebut. Gunawan pun meminta pemerintah daerah setempat untuk mewaspadainya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Saya agak bingung kenapa. Mungkin masyarakat butuh untuk sekolah anak," ujar Meli, pedagang kue kering di Pasar Petisah Medan, Selasa.
Saat ini, Meli melanjutkan, omzet hariannya menurun 40 persen dibandingkan menjelang Lebaran tahun 2022.
Dia pun pasrah dengan kondisi ini dan menyimpan harapan jumlah pembeli meningkat setidak-tidaknya seminggu sebelum Lebaran.
Pedagang kue kering lain, Eva, juga sulit berkata-kata melihat jarangnya pembeli yang membuat dia kehilangan sekitar 50 persen omzetnya per hari.
"Begini-begini saja kondisinya sejak kemarin. Masih sepi," tutur dia.
Terkait hilangnya banyak peminat kue kering di wilayah Sumatera Utara, pengamat ekonomi Gunawan Benjamin menyebut bahwa hal itu terjadi karena adanya penurunan konsumsi masyarakat sepanjang Ramadhan.
Masyarakat, menurut Gunawan, lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan pokok pada Lebaran tahun ini.
Selain itu, mereka pun mengutamakan mudik daripada kebutuhan sekunder untuk Lebaran, termasuk pakaian anyar atau membuat kue kering.
Pencairan tunjangan hari raya (THR) pun disebut Gunawan tidak terlalu meningkatkan konsumsi masyarakat, terutama untuk memenuhi kebutuhan sekunder saat Lebaran.
Gejala penurunan daya beli itu dikatakannya tampak ketika Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara mengumumkan bahwa Sumut mengalami deflasi 0,31 persen pada Maret 2023.
Deflasi tersebut menjadi yang kedua secara berturut-turut di provinsi tersebut. Gunawan pun meminta pemerintah daerah setempat untuk mewaspadainya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023