Ketika dinobatkan sebagai jenis baru pada 2017, Orangutan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis) yang hidup di Ekosistem Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Provinsi Sumatra Utara resmi menemani dua jenis orangutan yang sudah ada di Indonesia, yaitu orangutan Sumatra (Pongo abelii) dan orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus). 

Jenis Orangutan Tapanuli ini hanya ada di Indonesia, menambahkan koleksi simbol dari kekayaan keanekaragaman hayati nusantara.

“Sebagai flagship species, Orangutan Tapanuli adalah simbol keanekaragaman hayati Indonesia, dan kebanggaan bagi masyarakat Sumatra Utara. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kesadaran konservasi dan partisipasi semua pihak, khususnya generasi muda. Sebagai satu-satunya kera besar yang hidup di Asia, orangutan juga mempunyai potensi besar untuk menjadi aset keanekaragaman hayati dunia, karena keunikan dan kelangkaannya, serta keberadaannya yang diminati turis dan pencinta primata,” ujar Manajer Program Ekosistem Kehutanan Yayasan KEHATI, Rio Rovihandono, pada acara Talkshow Peduli Orangutan Tapanuli di Pendepo Universitas Sumatera Utara (USU), Rabu (22/2).

Acara talkshow ini merupakan bagian dari Roadshow Kampanye Peduli Orangutan Tapanuli yang dilakukan oleh Yayasan KEHATI bekerja sama dengan OIC dan The Body Shop Indonesia. 

Tujuan Kampanye Peduli Orangutan Tapanuli untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran/awareness tentang Orangutan Tapanuli, baik dari sisi populasi, habitat, keunikan, serta manfaatnya bagi kehidupan manusia. 

Selain di USU, kegiatan roadshow ini akan dilakukan di beberapa kampus ternama, diantaranya  Universitas Multimedia Nusantara, Institut Pertanian Bogor dan Universitas Gadjah Mada.

Penyelamatan Spesies Orangutan Tapanuli
Direktur Yayasan Orangutan Sumatera Lestari - Orangutan Information Centre, Fransisca Ariantiningsih mengatakan bahwa penyadartahuan tentang Orangutan Tapanuli perlu dilakukan untuk mendukung upaya penyelamatan spesies ini. 

Karena spesies Orangutan Tapanuli ini, menambah koleksi keanekaragaman hayati lainnya di Indonesia, yang memiliki fungsi dan peran tersendiri di ekosistem yang sangat penting. Terutama sebagai penyebar biji-bijian di hutan dan menjaga proses regenerasi hutan tropis di Batang Toru. 

Kepunahan mereka (Orangutan Tapanuli) bukan tidak mungkin akan berdampak bagi kelestarian ekosistem. Fungsi dan peran orangutan yang juga merupakan satwa primata ini menegaskan kembali dan sejalan tema Hari Primata Indonesia tahun 2023, yaitu “Setiap Primata itu berarti”.  

"Tema ini diharapkan dapat menggugah manusia pentingnya keberadaan Orangutan bagi kehidupan manusia," sebut Fransisca.

Kepedulian The Body Shop
The Body Shop, perusahaan brand kecantikan global, ikut peduli mengkampanyekan pelestarian Orangutan Tapanuli.

Kepedulian The Body Shop Indonesia terhadap pelestarian Orangutan Tapanuli dilakukan melalui beberapa kegiatan, salah satunya yaitu melalui kampanye "Semua Pantas Dikadoin." 

Dalam Kampanye ini mengajak konsumen The Body Shop untuk dengan membeli paket Wonder-filled Gifts. Setiap pembelian paket hadiah, para pelanggan otomatis ikut membantu Donasi untuk pelestarian kehidupan Orangutan Tapanuli.

“Kepedulian akan pelestarian Orangutan Tapanuli bukan hanya menjadi tanggung jawab segelintir pihak, namun kita semua termasuk pelaku usaha. The Body Shop Indonesia bekerja sama dengan Yayasan KEHATI untuk dapat membantu memberikan perubahan nyata dalam melestarikan alam dan hewan, karena kami percaya semua makhluk hidup pantas mendapatkan lingkungan hidup yang aman. Program ini merupakan perwujudan dari dukungan customer melalui donasi yang sudah dilakukan sejak tahun 2016. Harapan kami dengan  melibatkan konsumen, kampanye ini dapat menciptakan kesadaran lebih tentang keberadaan orangutan tapanuli kepada masyarakat yang lebih luas, khususnya generasi muda,” ujar Corporate Values Manager The Body Shop Indonesia, Dita Agustia.

Kondisi Orangutan Tapanuli menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) masuk ke dalam daftar satwa yang terancam punah (critically endangered). Dokumen Strategi dan Rencana Aksi Konservasi [SRAK] Orangutan 2019- 2029 menyatakan jumlah populasi Orangutan Tapanuli sekitar 577-760 individu, di habitat seluas 1.051,32 kilometer persegi yang tersebar di Batang Toru Barat dan Batang Toru Timur. 

Tekanan dan ancaman populasi Orangutan Tapanuli disebabkan oleh alih fungsi lahan untuk areal perkebunan, pertanian, pemukiman, sarana dan prasarana pembangunan lain, serta penebangan ilegal yang menyebabkan luas dan kualitas habitat Orangutan Tapanuli terus berkurang. 

Selain itu, konflik masyarakat dengan orangutan menjadi penyebab lain turunnya populasi Orangutan Tapanuli di habitatnya. 

Pada roadshow 2023 di USU kali ini, beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu talkshow pelestarian Orangutan Tapanuli, permainan menyusun puzzle Orangutan Tapanuli, dan lomba foto instagram bersama maskot Orangutan Tapanuli. 

Selain itu akan ada kompetisi di media sosial Yayasan KEHATI dengan hadiah ekspedisi ke Batang Toru. Kegiatan talkshow menghadirkan perwakilan BBKSDA Sumatera Utara, Yayasan KEHATI, OIC dan The Body Shop Indonesia. 

“Kami berharap kegiatan ini dapat membentuk kepedulian dan aksi nyata dari generasi muda untuk terlibat pada kegiatan konservasi Orangutan Tapanuli, sehingga mereka dapat hidup harmoni, dan dapat menjadi bagian dari kecintaan anak-anak negeri pada satwa dan habitatnya,” beber Rio menambahkan.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023