Banjir "langganan" yang terjadi setiap tahun antara bulan Nopember hingga Desember akibat tingginya curah hujan di hulu membuat Kecamataan Datuk Bandar dan Datuk Bandar Timur di Kota Tanjung Balai terendam.

Informasi dihimpun menyebutkan,  banjir tahunan yang melanda Kota Tanjung Balai yang berada di hilir daerah hinterland yakni Kabupaten Asahan dan Toba, mulai terjadi Rabu (9/11) sudah merendam sebanyak 854 rumah warga di Kecamatan Datuk Bandar.

Camat Datuk Bandar, Abu Said Lubis kepada kepada wartawan menjelaskan, banjir akibat intensitas hujan tinggi tersebut merendam sedikitnya 854 rumah di wilayah kerjanya dengan ketinggian air bervariasi antara 30 cm hingga 60 cm.

“Tiga Kelurahan yani Sijambi, Pahang dan Gading merupakan lokasi tanggap darurat karena titik tertinggi genangan air mencapai 60 centimeter didaerah tersebut,” kata Abu Said, Jum'at (11/11).

Menurut Abu, sebagai langkah awal pihaknya sudah mendirikan beberapa titik posko pengungsian dan posko kesehatan yang aktif 24 jam untuk menanggapi keluhan masyarakat.

“Posko kita ada di lingkungan IV jalan Durian Kelurahan Sirantau, Pasar VI Kelurahan Sijambi, dan jalan Kartini ujung perbatasan pasar traktor. Di Pasar VI Sijambi atau Perumnas belakang, tercatat 20 jiwa yang mengungsi,” katanya.

Abu melanjutkan, sebagai upaya untuk melancarkan aliran air banjir, Pemkot melalui Dinas Lingkungan Hidup sudah melakukan pembersihan beberapa aliran sungai dan membuka dapur umum di Dinas Sosial untuk mengolah dan mendistribusikan makanan bagi warga yang pengungsi.

Dikatakannya, saat ini warga masih memilih bertahan, enggan beranjak meninggalkan rumah dengan alasan takut kemalingan. Untuk pendistribusian makanan pagi, siang dan malam kepada pengungsi tetap dilakukan sesuai instruksi dari Pemkot dan Instansi terkait.

Sebagai Camat di Kecamatan Datuk Bandar, ia juga mengimbau kepada warga khususnya yang terdampak banjir untuk senantiasa menjaga kesehatan, waspada terhadap korsleting listrik, serta binatang melata.

"Dampak banjir apapun bisa terjadi, untuk saya mengimbau kepada seluruh warga yang kebanjiran agar tetap waspada dari hal-hal tidak diinginkan," kata Abu Said Lubis mengimbau.

Pantauan di lapangan, selain merendam areal pemukiman dan rumah warga, banjir juga sudah merendam sejumlah pasilitas publik seperti kantor dan sekolah.

Sesuai cacatan, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 360/13682 tentang peringatan dini potensi banjir, longsor, terutama didaerah kawasan aliran sungai hulu ke hilir, yang ditujukan kepada ke Kepala Daerah.

Surat Edaran tersebut berdasarkan surat BMKG I Medan Nomor  ME.02.05./1118/KBBI/X/2022 perihal potensi bencana hidrometeorologi di bulan November.

Pewarta: Yan Aswika

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022