Sekitar 20 siswa SD 390 Desa Sale Baru dan SMP 5 Muara Batang Gadis yang berlokasi di lorong Kemseng dan Terjunan, Desa Salebaru, Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut harus menantang maut ketika hendak pergi sekolah.
Hal ini dikarenakan jembatan sebagai penghubung ke daerah mereka terputus dihantam derasnya sungai pada tiga tahun yang lalu.
Dengan kondisi itu, puluhan siswa yang ada di dua lorong tersebut harus menyeberangi sungai tanpa bantuan apa pun.
Selain itu, para siswa di dua lorong itu jika hendak ke sekolah harus berjalan kaki sepanjang 4 Kilometer untuk sampai kesekolah.
Tentu, langkah yang mereka ambil itu penuh risiko, terlebih saat musim hujan, air sungai mulai berarus dan sewaktu-waktu bisa meluap.
Miswadi guru SMP Negeri 5 Muara Batang Gadis yang dikonfirmasi ANTARA, Jumat (7/10) mengatakan, tidak jarang, ketika mereka merasa tak mampu melewati sungai itu, puluhan siswa ini harus merelakan tertinggal pelajaran.
Bahkan, dirinya juga mengakui sering tidak masuk sekolah saat musim hujan karena ketinggian air di sungai aek Naiangan meningkat atau mengalami banjir.
"Apabila musim penghujan ketinggian air meningkat. Jadi, para siswa terpaksa meliburkan diri," ujarnya.
Ia menyebut, hal seperti ini sudah berlangsung selama tiga tahun, sejak jembatan penguhubung ke daerah mereka terputus akibat diterjang luapan sungai.
Oleh karena itu, dirinya mengharapkan pemerintah bisa membangun jembatan agar para siswa tidak lagi menyeberangi sungai ke sekolah.
Dengan adanya jembatan ini diharapkan anak-anak bisa berangkat ke sekolah dengan nyaman tanpa harus menyeberangi sungai dan berpotensi terjatuh dan terbawa arus.
"Dengan adanya jembatan akan membuat warga di dua lorong ini bisa lebih mudah beraktivitas," harap dia.
Menyikapi hal itu, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Madina, Elvianti Harahap menyebutkan jika dalam waktu dekat pihaknya akan ke lokasi untuk mengadakan survei.
"Insya Allah besok, Sabtu kalau nggak Minggu tim survei Bina Marga akan turun ke lokasi untuk mengambil data yang dibutuhkan," ungkapnya.
Sementara itu, anggota DPRD Madina, Teguh W Hasahan dari Dapil IV yang meliputi Kecamatan, Natal, Batahan, Sinunukan dan Muara Batang Gadis menyampaikan, akan mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan jembatan itu di tahun ini melalui R-APBD 2022.
"Saya selaku putra Muara Batang Gadis dan anggota Komisi III DPRD Madina akan mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan jembatan itu, apalagi jembatan tersebut merupakan akses vital bagi warga di dua lorong yang ada di Desa Sale Baru," sebut Teguh yang juga merupakan Ketua PDI-P Madina itu.
"Pembangunan infrastuktur ini juga merupakan visi misi Bupati di tahun pertama kepemimpinannya dan pembangunan jembatan ini layak menjadi prioritas Pemda mengingat Salebaru masih di kategorikan sebagai daerah terisolir," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Hal ini dikarenakan jembatan sebagai penghubung ke daerah mereka terputus dihantam derasnya sungai pada tiga tahun yang lalu.
Dengan kondisi itu, puluhan siswa yang ada di dua lorong tersebut harus menyeberangi sungai tanpa bantuan apa pun.
Selain itu, para siswa di dua lorong itu jika hendak ke sekolah harus berjalan kaki sepanjang 4 Kilometer untuk sampai kesekolah.
Tentu, langkah yang mereka ambil itu penuh risiko, terlebih saat musim hujan, air sungai mulai berarus dan sewaktu-waktu bisa meluap.
Miswadi guru SMP Negeri 5 Muara Batang Gadis yang dikonfirmasi ANTARA, Jumat (7/10) mengatakan, tidak jarang, ketika mereka merasa tak mampu melewati sungai itu, puluhan siswa ini harus merelakan tertinggal pelajaran.
Bahkan, dirinya juga mengakui sering tidak masuk sekolah saat musim hujan karena ketinggian air di sungai aek Naiangan meningkat atau mengalami banjir.
"Apabila musim penghujan ketinggian air meningkat. Jadi, para siswa terpaksa meliburkan diri," ujarnya.
Ia menyebut, hal seperti ini sudah berlangsung selama tiga tahun, sejak jembatan penguhubung ke daerah mereka terputus akibat diterjang luapan sungai.
Oleh karena itu, dirinya mengharapkan pemerintah bisa membangun jembatan agar para siswa tidak lagi menyeberangi sungai ke sekolah.
Dengan adanya jembatan ini diharapkan anak-anak bisa berangkat ke sekolah dengan nyaman tanpa harus menyeberangi sungai dan berpotensi terjatuh dan terbawa arus.
"Dengan adanya jembatan akan membuat warga di dua lorong ini bisa lebih mudah beraktivitas," harap dia.
Menyikapi hal itu, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Madina, Elvianti Harahap menyebutkan jika dalam waktu dekat pihaknya akan ke lokasi untuk mengadakan survei.
"Insya Allah besok, Sabtu kalau nggak Minggu tim survei Bina Marga akan turun ke lokasi untuk mengambil data yang dibutuhkan," ungkapnya.
Sementara itu, anggota DPRD Madina, Teguh W Hasahan dari Dapil IV yang meliputi Kecamatan, Natal, Batahan, Sinunukan dan Muara Batang Gadis menyampaikan, akan mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan jembatan itu di tahun ini melalui R-APBD 2022.
"Saya selaku putra Muara Batang Gadis dan anggota Komisi III DPRD Madina akan mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan jembatan itu, apalagi jembatan tersebut merupakan akses vital bagi warga di dua lorong yang ada di Desa Sale Baru," sebut Teguh yang juga merupakan Ketua PDI-P Madina itu.
"Pembangunan infrastuktur ini juga merupakan visi misi Bupati di tahun pertama kepemimpinannya dan pembangunan jembatan ini layak menjadi prioritas Pemda mengingat Salebaru masih di kategorikan sebagai daerah terisolir," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022