Prof. Dr. H. OK. Saidin, SH, M.Hum menegaskan, masa depan Kesultanan Deli, hilang atau terbilang, bertumpu pada keberhasilan dalam memperjuangkan hak-hak yang telah ditinggalkan oleh pendahulu pada masa lalu dan dapat dipertahankan atau kembalikan untuk membangun peradaban masa depan Deli. 

Prof. Dr. OK. Sadin, SH, M.Hum gelar Datuk Seri Amar Lela Cendekia menyampaikan hal tersebut dalam pidato sambutan mewakili Pemangku Sultan Deli dan Orang-orang Besar Bergelar Kesultaban Deli dalam jabatan Kepala Urusan Tanah Kesultanan Deli pada acara peringatan Hari Keputraan Sultan Deli XIV bersempena dengan majelis adat kurnia gelar di Balai Rung Istana Maimoon Jalan Brigjen Katamso Medan, Minggu (2/9/2022).

Pada acara itu Sultan Deli XIV Tuanku Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah juga memberikan karunia gelar adat, berupa gelar Datuk, kepada sejumlah tokoh di Sumatera Utara yang dipandang layak dan berjasa pada Kesultanan Deli.

Di antaranya pidatonya, Prof OK Saidin mengingatkan, di Istana Maimoon ini pernah dilahirkan konsep pembangunan penataan kota, konsep pembangunan negeri sejahtera yang religious. Di istana ini pernah bertahta Sultan yang adil yang melahirkan peradaban besar dan termasyhur seantero dunia terutama di Kawasan Timur dan Eropa. 

“Mulai dari sebutan Parisj van Soematera, tradisi kuliner dan seni budaya, sampai pada musik dan lagu berirama Melayu Deli adalah sederetan bukti peradaban masa lalu buah karya Kesultanan Negeri Deli yang menjadi kekayaan budaya bangsa ini pada hari ini,” tuturnya. 

Disebutkan, peninggalan bangunan-bangunan bersejarah mulai dari pembangunan infra struktur, mulai dari pemipaan air dari rumah sumbul di Sibolangit di bawah Payung Air Bersih Maatschappij, jalur-jalur Kereta Api Deli Sporweg Maatschappij, Telefonken Maatschappij, Batviafsceh Petroleum Maatschappij, sampai pembukaan perkebunan yang luas seperti Deli Maatschappij, Aresberg Maatschappij, Deli Rubber Maatschappij, adalah sekelumit dari kepiawaian Sultan Deli dalam menarik investor asing untuk membangun negerinya, yang kelak hari ini menjadi sumber kekayaan negara hari ini. 

Ia menegaskan, bukan karena koloni atau penjajahan. Semua proyek infra struktur dan pembangunan perkebunan dituangkan dalam kontrak-kontrak perdata yang disebut dengan Akte Konsesi, yang kelak di kemudian hari di manfaatkan oleh negara dan Pemerintah RI dan Perusahaan-Perusahaan Negara untuk pembangunan negeri ini, baik atas nama Nasionalisasi maupun aneksasi/pendudukan serta pengambil alihan secara sepihak yang tentu hal ini masih menyisakan polemik, konflik dan tak jarang pula menimbulkan pertumpahan darah. 

“Ada banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan oleh Pemerintah dan Negara kepada Kesultanan Deli. Nasionalisasi yang seyogyanya menasionalkan asset perusahaan Belanda kebablasan menasionalkan asset milik Kesultanan Deli yang nota bene bukan warga negara Belanda. Kita masih bersyukur Istana yang bertuah ini masih tegak berdiri dan tak terkena obyek Nasionalisasi,” ungkap Prof OK Saidin yang juga dikenal sebagai Guru Besar Hukum Universitas Sumatera Utara tersebut. Inilah PR kesultanan Deli ke depan, katanya.

“Karena itu kami berharap, karena kita semua hari ini, yang telah diberi Anugerah Limpah Kurnia Gelar Adat telah mejadi Keluarga Besar Kesultanan Deli, tak terkecuali sanak kerabat, Zurriat Kesultanan Deli, marilah secara bahu membahu dan secara serentak memberikan dukungan atas penyelesai pekerjaan rumah yang masih tersisa ini. Setidak-tidaknya jika kita hari ini belum sempat dapat membantu, tapi mohon tidak menghalangi perjuangan ini,” tambahnya. 

Ia menyebutkan tidak hendak larut dalam nostalgia masa lalu, juga tidak hendak hanyut dalam kejayaan masa lalu. Tapi bangsa yang bermarwah dan beradab hanya dapat ditegakkan dengan mempelajari sejarah masa lalu. Hanya mereka yang punya sejarah masa lalu yang dapat membangunan peradaban masa depan. 

“Karena itu masa depan Kesultanan Deli, hilang atau terbilang, bertumpu pada keberhasilan kita dalam memperjuangkan hak-hak yang telah ditinggalkan oleh pendahulu pada masa lalu dan dapat kita pertahankan atau kita kembalikan untuk membangun peradaban masa depan Deli,” begitu pungkasnya. 

Sementara itu Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (PB MABMI) Dato’ Seri H. Syamsul Arifin, SE dalam kata sambutannya mengapresiasi adanya perhatian Sultan Deli kepada para tokoh sehingga memberikan gelar kepada mereka yang dinilai sudah layak menerimanya.

Selain itu, ia juga memberi respek positif pada permasalahan dan perjuangan yang dilakukan pihak Kesultanan Deli atas hak-haknya, seperti disampaikan Prof. Dr. H. OK Saidin, SH, M.Hum, dan menyatakan mendukung perjuangan tersebut.

KARUNIA GELAR ADAT
Pada perhelatan Hari Keputraan Sultan Deli XIV tersebut, Sultan Deli Tuanku Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah memberi karunia gelar adat kesepada sejumlah tokoh Suamtera Utara. Di antaranya Bupati Batu Bara Ir. H. Zahir, M.AP dengan Gelar Datuk Sri Setia Abiyasa Negara, tokoh muda Syaway Farid Huzaifi yang merupakan cucu Dato’ Seri H. Syamsul Arifin, SE (Ketua Umum PB MABMI) dengan gelar Datuk Sri Setia Wira Kartiyasa.

Juga kepada Drs. Muhyan Tambuse Gelar Datuk Wira Mangku Setia, Rektor USU Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si Gelar Datuk Sri Wiyarta Cendikia Raja, Prof. Dr. H. Hasim Purba, SH.,M.Hum  PNS Guru Besar Fakultas Hukum USU Gelar Datuk Arif Iswara Parasatya, Dr. H. Muhammad Isa Indrawan,S.E., M.M. Rektor Unpab Gelar Datuk Sri Iswara Panata Raja, Prof. Dr. Ir. Muhammad Asaad, M.Si Pengurus Yayasan UISU Gelar Datuk Sri Nata Wira Nararya, Prof.Ismet Danial Nasution, drg.,PhD.,Sp.Pros (K)., FICD Ketua Ikatan Prostodonsia Indonesia Cabang Medan dan sekitarnya Gelar Datuk Sri Cendikia Darmalaksana Raja.

Kemudian Haji Ivan Iskandar Batubara Ketua Kadin Sumut Gelar Datuq Seri Paduka Raja Mahkota Mandailing atau Datuq Seri Paduka Nara Suwarna Raja, Zainuddin Tanjung (diwakili istri Hajjah Nurhafni Tambunan) Gelar  Datuk Wira Alang Perdana, Haji Dr. Danialsyah, S.H., M.H Sekretaris Dewan Riset dan Inovasi Daerah Prov Sumatera Utara Gelar Datuk Arif Biksa Satria, Drs. OK. Zulfi, M.Si Kepala Dinas Kebudayaan Kota Medan Gelar Datuk Setia Kencana Indera, Haji Drs. Abdillah, SE, Ak, MBA Walikota Medan (2000 – 2008) Gelar Datuk Sri Setia Wira Negara, Dr. Wardayani, SE, M.SI Ketua STIM SUKMA Gelar Datin Seri Narawita Lela Kesuma atau Toh Puan Seri Narawita Lela Kesuma.

Hadir pada perhelatan tersebut antara lain Pemangku Sultan Deli XIV Tengku Hamdy Osman Delikhan Al-Haj gelar Tengku Raja Muda Deli, Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (PB MABMI) Dato’ Seri H. Syamsul Arifin, SE beserta pengurus lainnya seperti Bendahara H. OK. Faizal, SE, Sekjen Dr. Milhan Yusuf, MA, Wakil Rektor I USU Drs. Edy Ikhsan, SH, MA, Asro Kamal Rokan seorang wartawan senior yang khusus datang dari Jakarta dan lain-lainnya.

Dari kerabat Kesultanan Deli tampak hadir Kepala Urung Sepuluh Dua Kuta Datuq Adil Freddy Haberham, SE gelar Datuq Seri Setia Diraja yang juga selaku Ketua Majelis Istiadat Kurnia Gelar, Kepala Urung Sukapiring, Datuq Ahmad Fauzi Moeris Al Haj gelar Datuq Seri Indera Asmara, Kepala Urung Serbanyaman, Datuq Syahlafati Ichsan,ST gelar Datuq Seri Indera Pahlawan Diraja, dan Kepala Urung Senembah Deli Wan Fachrurozi Muslim Baros gelar Kejeruan Senembah Deli.

Hadir pula para wazir dan Kepala Kejuruan seperti  Wazir Negeri Padang, Kesultanan Negeri Deli, Tengku Nurdinsyah (atau yang mewakili), Ir. Tengku Muhammad Syafei Tengku Pangeran Nara Kelana Wazir Negeri Bedagai Kesultanan Deli, Tengku Ricky Awaluddin gelar Tengku Peduka Raja Wazir Kejeruan Percut Kesultanan Negeri Deli.

Juga hadir sejumlah alim ulama antara lain Syekh K.H. Ali Akbar Marbun Pimpinan Pondok Pesantren Al Kautsar, Tuan Guru Babussalam Syekh DR. Zikmal Fuad, MA, Tuan Guru Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, Tuan Guru Batak Syekh Dr. Ahmad Sabbanel-Rahmany Rajagukguk, MA dan lainnya. 

Pewarta: Rel

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022