Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan mengedukasi petani Desa Hutapaung, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara dalam menangkal penyakit layu fusarium pada hortikultura, khususnya cabai dan kentang.

Direktur Polbangtan Medan Yuliana Kansrini di Medan, Kamis, mengatakan edukasi tersebut dilakukan mahasiswa Polbangtan Medan pada Praktik Kerja Lapangan II (PKL) di Kabupaten Humbang Hasundutan dengan membuat trichoderma.

Tujuan pembuatan itu, katanya, untuk mengaplikasikan trichoderma sebagai bahan biopestisida dan dapat dicampur bahan kompos lain bila diperlukan.

Pada pembuatan trichoderma untuk mengatasi layu pada tanaman, mahasiswa Polbangtan Medan memanfaatkan media nasi basi dicampur larutan gula merah, yang akan menjadi bahan makanan bagi biang trichoderma.

Selanjutnya nasi yang sudah tercampur dimasukkan ke dalam ruas bambu kemudian ditanam dalam tanah di sekitar perakaran bambu.

"Tujuannya mengatasi jamur patogen di lapangan yang sangat merusak pertumbuhan tanaman berupa layu fusarium pada cabai, kentang dan tanaman hortikultura lainnya." katanya.

Ia menyebut petani antusias mengikuti kegiatan mahasiswa itu.

"Apa yang dilakukan mahasiswa sangat disambut antusias oleh petani. Karena memang penyakit layu fusarium pada tanaman hortikultura khususnya cabai dan kentang sangat merugikan petani," tambahnya.

Praktik lapangan yang dilakukan mahasiswa Polbangtan, lanjut Yuliana Kansrini, sejalan dengan langkah Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang tiada henti mengingatkan tentang pentingnya peran penyuluh bagi petani dalam mendukung terwujudnya tujuan pembangunan pertanian Indonesia saat ini dan ke depan.

"Ke depan, tantangan sektor pertanian akan semakin banyak, khususnya terkait pemanasan global dan perubahan iklim," katanya.
 

Pewarta: Juraidi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022