Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memastikan stok bawang putih masih cukup aman di tengah kenaikan harga komoditas itu.
"Stok aman untuk kebutuhan bawang putih Sumut yang berkisar 2.410 ton per bulan," ujar Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Barita Sihite di Medan, Kamis.
Stok akan semakin aman karena impor bawang putih dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) masih ada.
Menurut dia, kenaikan harga bawang putih yang terjadi dewasa ini cenderung akibat dampak mekanisme pasar.
Permintaan sedang tinggi sementara pasokan stabil karena produksi Sumut memang masih belum mampu memenuhi kebutuhan lokal.
Harga bawang putih di Sumut tercatat paling tinggi Rp40.000 per kg di Nias Selatan.
Sementara harga rata-rata bawang putih di daerah lain berkisar Rp26.000 - Rp27.000 per kg.
Ada kenaikan sekitar Rp300-Rp500 per kg dari harga di awal pekan.
Pengamat ekonomi Wahyu Ario Pratomo mengatakan, Pemprov Sumut harus memaksimalkan pengembangan lahan tanaman bawang putih dan bawang merah yang hingga saat ini, produksinya belum memenuhi kebutuhan konsumen di daerah itu.
Ketergantungan dari hasil impor baik itu bawang putih dari RRT dan bawang merah asal India, rentan membuat fluktuasi harga.
Fluktuasi harga dengan tren naik akan mendorong inflasi yang bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi.
"Pengembangan bawang putih di lahan Food Estate atau lumbung pangan nasional yang dibangun pemerintah di Humbang Hasundutan harus serius dilakukan," katanya.
Berdasarkan data, katanya, dari seluas 3.000 hektare yang disiapkan pemerintah pusat di Humbang Hasundutan, tahap awal seluas 215 hektare sudah dikerjakan.
Lahan seluas 215 hektare itu dipergunakan untuk pengembangan tanaman bawang merah, bawang putih dan kentang.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022