Menurut Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 salah satu capaian pembelajaran yang menunjukkan kompetensi lulusan diploma IV yaitu mampu mengkaji kasus penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan bidang keahliannya.

Tujuannya, menghasilkan prototipe, prosedur baku, desain atau karya seni, dan mampu menyusun hasil kajiannya dalam bentuk kertas kerja, spesifikasi desain atau esai seni dan  mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi. 

Oleh karena itu, salah satu instrumen yang dapat menilai pencapaian kompetensi lulusan di akhir program pendidikan yaitu Penugasan Akhir yang berbentuk Tugas Akhir [TA].

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, sektor pertanian akan semakin kuat jika didukung oleh riset dan   inovasi yang berkelanjutan. 

"Pesan Bapak Presiden jelas, pembangunan pertanian ke depan harus berbasis riset dan teknologi. Dan hari ini saya apresiasi kerja-kerja para peneliti kita yang sudah menemukan, mencipta varietas-varietas unggul. 
Jadi hasil riset akan menjadi bagian yang harus diimplementasikan dicoba untuk dilakukan dengan maksimal dan apa yang harus dilakukan oleh seluruh jajaran itu khusus Kementerian  Pertanian,” tambahnya.

Demikian halnya Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa guna mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern, perlu dilakukan penyiapan, pencetakan SDM pertanian unggul. SDM yang kompetitif sebagai tenaga kerja pertanian andal dan unggul sebagai pengusaha pertanian milenial andal, kreatif, inovatif, professional, serta mampu menyerap lapangan pekerjaan sektor pertanian sebanyak mungkin.

Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa pertanian di era modern tidak bisa terlepas dari penerapan hasil penelitian.“Untuk itu berbagai hasil penelitian diaplikasikan untuk meningatkan produktivitas tanaman pertanian,” ujar Dedi.

Lulusan pendidikan tinggi vokasi di politeknik seharusnya didorong bukan hanya dapat 'bekerja', karena peran ini sekarang telah diambil alih oleh akademi lomunitas. Orientasi profil lulusan pendidikan tinggi vokasi perlu dibenahi kembali dan disempurnakan dengan menyertakan postur sebagai 'job creator' yang 'sadar' dan 'faham' akan keunggulan daerahnya.

Lulusan pendidikan tinggi vokasi selain dituntut dapat bekerja dengan kompeten namun harus juga dapat berperan sebagai 'agen pejuang kedaulatan' yang memiliki kemampuan entrepreneurial. 

Pada jenjang pendidikan tinggi vokasi lulusannya juga harus menjadi trend setter dalam menjawab berbagai aspek tantangan bangsa.

TA merupakan salah satu persyaratan bagi peserta didik untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Pertanian (STr.P). Sesuai dengan uraian pekerjaan penyuluh pertanian untuk jenjang ini, peserta didik di Polbangtan Medan diharapkan tidak hanya mampu melaksanakan kegiatan penyuluhan dan berperan sebagai agen pembangunan pertanian saja, tetapi juga memiliki kemampuan menganalisis yang tajam dan dilandasi oleh kaidah ilmiah yang benar. 

Melalui TA, peserta didik diasah kemampuan saintisnya melalui kegiatan pengkajian dan menyusun hasil pengkajian tersebut dalam suatu bentuk rancangan.

Tujuan TA adalah Tujuan Penulisan TA bagi mahasiswa sebagai berikut: 1) Mampu membentuk sikap mental ilmiah, 
2) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi dalam bidang penyuluhan perkebunan , 
3) Mampu melaksanakan pengkajian terapan, mulai dari penyusunan rancangan, pelaksanaan, sampai pelaporan akhir, 
4) Menyusun rencana kegiatan penyuluhan sesuai hasil kajian yang diperoleh dalam rangka penyelesaian permasalahan bidang penyuluhan pertanian/perkebunan, 
5) Mampu melakukan kajian secara kuantitatif dan kualitatif, dan menarik kesimpulan yang jelas serta mampu merekomendasikan hasil pengkajiannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pemecahan masalah itu dan 
6) Mampu mempresentasikan hasil TA dalam forum seminar dan mempertahankannya dalam ujian lisan di hadapan tim dosen penguji.

Pelaksanaan TA ini diikuti oleh mahasiswa semester VIII Polbangtan Medan Prodi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan [PPB] sebanyak 80 Orang, Prodi Penyuluhan Perkebunan Presisi [PPP] 64 orang, dan Prodi Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan 68 orang.

Saat ini Mahasiswa Prodi Penyuluhan perkebunan presisi melaksanakan kajian di 15 Kabupaten yang menyebar di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 10 kabupaten, Provinsi Aceh sebanyak dua kabupaten, sisanya di Kota Medan, Provinsi Riau dan Kepulauan Riau. 

Kegiatan pengkajian dan Rancangan Penyuluhan yang dilakukan mahasiswa seperti kunjungan ke kantor BPP bersama PPL untuk perizinan melaksanakan Tugas Akhir, Turun ke desa dan kelompok tani untuk melakukan Uji Validitas dan Reabilitas dan menyebarkan kuesioner kepada responden, melakukan rancangan penyuluhan serta menyuluhkannya kepada petani.

TA merupakan salah satu persyaratan bagi peserta didik untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Pertanian (STr.P). 
Sesuai dengan uraian pekerjaan penyuluh pertanian untuk jenjang ini, peserta didik di Polbangtan Medan diharapkan tidak hanya mampu melaksanakan kegiatan penyuluhan dan berperan sebagai agen pembangunan pertanian saja, tetapi juga memiliki kemampuan menganalisis yang tajam dan dilandasi oleh kaidah ilmiah yang benar.

Pewarta: Rel

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022