Sumatera Utara pada Mei 2022 mengalami inflasi sebesar 0,74 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,18.

"Inflasi di Sumatera Utara yang sebesar 0,74 persen itu didorong terjadinya inflasi di semua daerah yang dijadikan IHK," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut), Nurul Hasanudin di Medan, Kamis.

Sibolga misalnya, kata dia, inflasi sebesar 0,85 persen, Pematangsiantar 0,62 persen, dan  Medan 0,76 persen.

Baca juga: Sumut penyumbang kedua terbesar pertumbuhan ekonomi di Sumatera

Kemudian Padangsidimpuan sebesar 0,77 persen dan Gunungsitoli sebesar 0,05 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,42 persen. Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,21 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,06 persen.

Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumahtangga sebesar 0,52 persen, serta kelompok kesehatan sebesar 0,41 persen, dan kelompok transportasi 1,16 persen, dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,38 persen.

Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar satu persen, serta  kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,21 persen. Sementara kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan.

Komoditas utama penyumbang inflasi selama Mei 2022 antara lain, angkutan udara, daging ayam ras, ikan dencis, bawang merah, telur ayam ras, ikan tongkol/ambu-ambu, dan jeruk.

"Dengan inflasi sebesar 0,74 persen di Mei, tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Mei 2022) Sumut sebesar 2,75 persen," katanya.

Ada pun tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2022 terhadap Mei 2021) sebesar 4,18 persen.

 

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022