Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Samosir, Dr. Tumiur Gultom, mengatakan, saat ini belum ditemukan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

"Namun perlu dilakukan upaya pencegahan seperti pengawasan lalu lintas hewan, pembuatan check point dan sterilisasi terhadap hewan yang datang dari luar Kabupaten Samosir dan sosialisasi mengenai penyakit PMK kepada masyarakat," katanya di Pangururan, Jumat.

Upaya pencegahan perlu dilakukan karena penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung dan tidak langsung, seperti sarana transportasi yang terkontaminasi ternak yang sudah terinfeksi virus PMK, selain itu juga virus ini dapat menyebar melalui udara oleh angin hingga radius 10 kilometer.

Dalam upaya antisipasi penyakit ini, Dinas Ketapang dan Pertanian sudah membekali para penyuluh, untuk mensosialisasikan, apa dan seperti apa pencegahan terhadap sasaran ternak masyarakat.

Dinas Ketapang dan Pertanian juga melakukan kunjungan ke berbagai pebisnis hewan ternak yang datang dari luar Kabupaten Samosir, melakukan sosialisasi ke pedagang ternak.

Bersama dengan dinas terkait dan kepolisian juga sudah melakukan koordinasi untuk pencegahan awal sebelum penyakit kuku dan mulut masuk ke Samosir.

Baca juga: Polres Samosir antisipasi masuknya wabah PMK

Diantaranya dengan menyarankan kepada seluruh peternak, bila ingin melintaskan ternaknya harus memiliki SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan), yang boleh didapat dari Dinas Ketapang dan Pertanian Samosir yang dikeluarkan dokter hewan secara gratis.

Ia juga menyampaikan penyakit mulut dan kuku merupakan penyakit menular yang menyerang hewan berkuku belah, baik ternak maupun hewan liar seperti; sapi, kerbau, domba, kambing, babi, rusa atau kijang.

Tanda-tanda klinis yang menyerang hewan tersebut antara lain, demam tinggi, mulut, lidah dan bantalan gigi langit-langit lunak serta dari lubang hidung dan moncong mengeluarkan cairan dan air liur yang berlebih.

Sedangkan pada bagian kaki terjadi lesi atau lepuh, kuku terkelupas dan enggan bergerak, dan produksi asi berkurang.

Pewarta: Juraidi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022