Uni Eropa (EU) akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia dengan menyasar industri minyak, lebih banyak bank Rusia, dan semua pihak yang bertanggung jawab atas disinformasi, kata diplomat tinggi EU pada Selasa (3/5).
Sanksi tersebut dijatuhkan karena Rusia telah melancarkan perang terhadap Ukraina.
"Kami sedang mengerjakan paket sanksi keenam yang bertujuan untuk mengeluarkan lebih banyak bank (Rusia) dari SWIFT, mendaftar aktor disinformasi dan mencegah impor minyak," kata kepala unit kebijakan luar negeri dewan eksekutif Komisi Eropa Josep Borrell dalam sebuah cuitan di Twitter.
Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) adalah komunitas kerja sama yang menyediakan layanan transaksi keuangan dan pembayaran antarbank di seluruh dunia.
Putaran sanksi terbaru EU juga akan mempengaruhi Sberbank, pemberi pinjaman utama Rusia. Bank itu akan ditambahkan ke dalam daftar bank yang telah dikeluarkan dari sistem SWIFT, kata para diplomat EU.
Borrell mengatakan langkah-langkah yang diusulkan Komisi Eropa terhadap Rusia akan disampaikan kepada 27 negara anggota EU untuk disetujui.
Para pejabat EU mengatakan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dijadwalkan akan menjelaskan sanksi-sanksi baru pada Rabu, dan sanksi tersebut akan mencakup larangan impor minyak Rusia pada akhir tahun ini.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (3/5) memberi tahu Barat bahwa ia dapat menghentikan berbagai ekspor dan kesepakatan sebagai tanggapan atas beban sanksi yang dikenakan oleh EU dan Amerika Serikat.
Embargo terhadap minyak Rusia akan membuat Moskow kehilangan aliran pendapatan yang besar.
Namun, larangan impor minyak Rusia itu telah menimbulkan perbedaan pendapat di antara negara-negara EU, yang bergantung pada Rusia untuk memenuhi 26 persen impor minyak mereka.
Hongaria dan Jerman termasuk negara-negara yang keberatan terhadap embargo minyak Rusia. Kedua negara itu mengutarakan kekhawatiran bahwa lonjakan harga energi akan merugikan ekonomi EU yang sudah bergulat dengan inflasi.
Perlawanan terhadap penerapan larangan impor minyak Rusia mereda dalam sepekan terakhir setelah ada kesepakatan bersama yang akan menawarkan pengecualian untuk Slowakia dan Hongaria, kata para diplomat EU. Kedua negara tersebut sangat bergantung pada minyak mentah Rusia.
Negara-negara Uni Eropa telah membayar lebih dari 47 miliar euro (sekitar Rp714,68 triliun) ke Rusia untuk pasokan gas dan minyak sejak Moskow menginvasi Ukraina, menurut organisasi penelitian Centre for Research on Energy and Clean Air.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Sanksi tersebut dijatuhkan karena Rusia telah melancarkan perang terhadap Ukraina.
"Kami sedang mengerjakan paket sanksi keenam yang bertujuan untuk mengeluarkan lebih banyak bank (Rusia) dari SWIFT, mendaftar aktor disinformasi dan mencegah impor minyak," kata kepala unit kebijakan luar negeri dewan eksekutif Komisi Eropa Josep Borrell dalam sebuah cuitan di Twitter.
Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) adalah komunitas kerja sama yang menyediakan layanan transaksi keuangan dan pembayaran antarbank di seluruh dunia.
Putaran sanksi terbaru EU juga akan mempengaruhi Sberbank, pemberi pinjaman utama Rusia. Bank itu akan ditambahkan ke dalam daftar bank yang telah dikeluarkan dari sistem SWIFT, kata para diplomat EU.
Borrell mengatakan langkah-langkah yang diusulkan Komisi Eropa terhadap Rusia akan disampaikan kepada 27 negara anggota EU untuk disetujui.
Para pejabat EU mengatakan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dijadwalkan akan menjelaskan sanksi-sanksi baru pada Rabu, dan sanksi tersebut akan mencakup larangan impor minyak Rusia pada akhir tahun ini.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (3/5) memberi tahu Barat bahwa ia dapat menghentikan berbagai ekspor dan kesepakatan sebagai tanggapan atas beban sanksi yang dikenakan oleh EU dan Amerika Serikat.
Embargo terhadap minyak Rusia akan membuat Moskow kehilangan aliran pendapatan yang besar.
Namun, larangan impor minyak Rusia itu telah menimbulkan perbedaan pendapat di antara negara-negara EU, yang bergantung pada Rusia untuk memenuhi 26 persen impor minyak mereka.
Hongaria dan Jerman termasuk negara-negara yang keberatan terhadap embargo minyak Rusia. Kedua negara itu mengutarakan kekhawatiran bahwa lonjakan harga energi akan merugikan ekonomi EU yang sudah bergulat dengan inflasi.
Perlawanan terhadap penerapan larangan impor minyak Rusia mereda dalam sepekan terakhir setelah ada kesepakatan bersama yang akan menawarkan pengecualian untuk Slowakia dan Hongaria, kata para diplomat EU. Kedua negara tersebut sangat bergantung pada minyak mentah Rusia.
Negara-negara Uni Eropa telah membayar lebih dari 47 miliar euro (sekitar Rp714,68 triliun) ke Rusia untuk pasokan gas dan minyak sejak Moskow menginvasi Ukraina, menurut organisasi penelitian Centre for Research on Energy and Clean Air.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022