Petani Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel)  harus rela menunda musim tanam padi mereka gara-gara saluran irigasi Paya Sordang yang jebol pekan lalu belum perbaikan.

Terungkap melalui hasil musyawarah antara P3A Desa Tahalak Ujung Gading, Koordinator Batang Angkola UPL DI Paya Sordang dan TP-OP Provinsi Sumut di BPP Holbung, Batang Angkola.

Koordinator BPP Batang Angkola Jamal kepada ANTARA di Sipirok, Selasa (29/3) mengatakan, itu keputusan pahit yang harus diterima petani. Hasil musyawarah akan disosialisasikan oleh perkumpulan petani pemakai air (P3A).

Tanggul saluran irigasi (DI) Paya Sordang yang jebol lebih dari 10 meter akibat erosi sehingga terkendala mulai saluran BPS 9 hingga BPS (Bangunan Paya Sordang) 18. 

Baca juga: Irigasi jebol, ribuan hektare sawah di Tapsel mengalami kekeringan

Tambah ada juga irigasi bocor di beberapa titik seperti di Muaratais II, Sidadi dan BPS tujuh disamping ambruk di BPS  11 dan BPS 12 ambruk. Kerusakan cukup parah.

"Dampaknya, sepekan sudah lebih kurang 800 hektare sawah ke keringan meliputi daerah Tahalak Ujung Gading hingga Benteng Huraba, Batang Angkola," jelasnya.

Dalam berita acara tanggap darurat hasil musyawarah pada Senin (28/3) berharap ada penanganan langsung pihak BWSS II dan TP-OP Provinsi Sumut. 

"Memang hasil musyawarah penundaan musim tanam 20 hari lebih, namun perkiraan kami dalam rapat tertunda hingga pertengahan Juni 2022. Makanya kaki minta petani bersabar," ujarnya.

Kondisi petani saat ini, kata Jamal, sebagian ada yang menyemai, menanam seperti di Desa Tahalak Ujung Gading, Sidadi I dan II, Pintu Padang II dan Benteng Huraba. Sebagian lagi persiapan menyemai dan tanam.

 
Penampakan ratusan hektare sawah di Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan yang mengalami kekeringan akibat irigasi jebol (ANTARA/HO-dokumen pribadi)

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022