Sejumlah kelompok tani di Kecamatan Batang Angkola Tapanuli Selatan (Tapsel) mulai resah atas keadaan sawah mereka mengalami kekeringan.
Keresahan petani itu akibat jaringan irigasi Paya Sordang yang jebol sejak lima hari lalu belum diperbaiki. Persemaian dan benih padi yang baru akan ditanam di khawatirkan rusak.
"Sejak pagi kelompok tani itu sudah pada datang sekadar memastikan apakah air sudah ada atau tidak?," Koordinator BPP Batang Angkola, Jamal kepada ANTARA, Sabtu (26/3).
Para kelompok tani itu, kata dia, berasal dari Desa Tahalak Ujung Gading, Batang Angkola. Di antaranya Dermawati, Ketua Kelompok Tani Sakinah, Darwin Ketua Kelompok Tani Setia Maodum, Pengurus P3A Endar Muda, ada juga masyarakat lain yaitu Amas, Asba, Juli, Tiaminah, Sangkot, Latif, Atik, Taknun, Tagor, dan Julpan.
Menurut Jamal, jaringan irigasi amblas akibat erosi lebih kurang 10 meter berlokasi pada titik BPS 10 di Desa Tahalak Ujung Gading.
"Potensi dampak kekeringan sekitar 800 hektare (sebelumnya prediksi Kepala Desa Tahalak Ujung Gading Budi Halim Dalimunthe ribuan hektare) meliputi sejumlah desa," jelas Jamal.
Lokasi sawah kekeringan di Tahalak Ujung Gading 74 ha (hektare), Sidadi I ( 80 ha), Sidadi II (70 ha), Sitampa (73 ha), Sigalangan (122 ha), Pasar lama 69 ha), Pintu Padang I (102 ha), Pintu Padang II (127 ha), dan Benteng Huraba (83 ha).
"Kondisi persawahan yang mengalami kekeringan itu ada umur tanaman benih padi baru tujuh hari, ada juga persemaian dan sebagian pengolahan tanah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Keresahan petani itu akibat jaringan irigasi Paya Sordang yang jebol sejak lima hari lalu belum diperbaiki. Persemaian dan benih padi yang baru akan ditanam di khawatirkan rusak.
"Sejak pagi kelompok tani itu sudah pada datang sekadar memastikan apakah air sudah ada atau tidak?," Koordinator BPP Batang Angkola, Jamal kepada ANTARA, Sabtu (26/3).
Para kelompok tani itu, kata dia, berasal dari Desa Tahalak Ujung Gading, Batang Angkola. Di antaranya Dermawati, Ketua Kelompok Tani Sakinah, Darwin Ketua Kelompok Tani Setia Maodum, Pengurus P3A Endar Muda, ada juga masyarakat lain yaitu Amas, Asba, Juli, Tiaminah, Sangkot, Latif, Atik, Taknun, Tagor, dan Julpan.
Menurut Jamal, jaringan irigasi amblas akibat erosi lebih kurang 10 meter berlokasi pada titik BPS 10 di Desa Tahalak Ujung Gading.
"Potensi dampak kekeringan sekitar 800 hektare (sebelumnya prediksi Kepala Desa Tahalak Ujung Gading Budi Halim Dalimunthe ribuan hektare) meliputi sejumlah desa," jelas Jamal.
Lokasi sawah kekeringan di Tahalak Ujung Gading 74 ha (hektare), Sidadi I ( 80 ha), Sidadi II (70 ha), Sitampa (73 ha), Sigalangan (122 ha), Pasar lama 69 ha), Pintu Padang I (102 ha), Pintu Padang II (127 ha), dan Benteng Huraba (83 ha).
"Kondisi persawahan yang mengalami kekeringan itu ada umur tanaman benih padi baru tujuh hari, ada juga persemaian dan sebagian pengolahan tanah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022