Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan, Sumatera Utara Emilia Lubis menyebut ketersediaan minyak goreng baik curah maupun kemasan di pasaran sekitar 2.500 ton untuk memenuhi kebutuhan warga di wilayah itu.
"Ketersediaan sekarang 2.500 ton. Artinya cukup 1,5 bulan, dan pabrik masih terus memproduksi," ucap Kepala Dinas Ketapang Kota Medan Emilia Lubis di Medan, Ahad.
Sedangkan kebutuhan komoditas itu, lanjut dia, baik pusat perbelanjaan, pasar tradisional maupun warung pengecer bagi masyarakat dan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencapai 1.500 ton per bulan.
Baca juga: Wali Kota Medan: UMKM sepatu lokal bisa raup omzet Rp2 miliar
Pihaknya juga mengaku telah melakukan inspeksi mendadak bersama Polrestabes Kota Medan untuk mengurai jalur distribusi minyak goreng mulai dari produsen hingga distributor dan ke pasar.
"Hasil inspeksi mendadak pekan ini sudah kita telusuri sampai ke tingkat distributor mata rantai terakhir tidak ditemukan penimbunan," tegasnya.
Harga minyak goreng kemasan, khususnya jenis premium di pasar Kota Medan kini berkisar Rp18 ribuan hingga Rp20 ribu per liter setelah pemerintah mencabut penetapan harga eceran tertinggi (HET).
Kementerian Perdagangan (Kemendag) per 16 Maret 2022 menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.11/2022 yang mencabut ketentuan HET Permendag No.06/2022 tentang Penetapan HET Minyak Goreng.
"Harga minyak goreng terus kita pantau di pasaran. Tetapi sekarang sudah tidak ada lagi HET," terang Emilia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022