PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI optimistis kinerja perseroan akan semakin membaik tahun ini, salah satunya pertumbuhan kredit yang akan mencapai 7-10 persen.
Selain itu rasio selisih bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) ditargetkan dalam rentang 4,6 - 4,8 persen dan serta tingkat biaya kredit mencapai 2 - 2,3 persen.
"Semuanya masuk dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) Tahun 2022 yang telah disusun dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian yang cukup menantang, baik domestik maupun global," ucap Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini dalam konferensi pers RUPST BNI 2021 di Jakarta, Selasa.(15/3)
BNI memprediksikan ekonomi global akan membaik pada tahun ini, di mana berdasarkan konsensus global perekonomian dunia akan tumbuh empat persen pada 2022 dan 3,5 persen tahun 2023.
Baca juga: BNI manfaatkan teknologi digital untuk targetkan investor milenial
Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan menilai hal tersebut sejalan dengan banyaknya masyarakat yang sudah divaksinasi COVID-19 penuh di hampir semua negara, sehingga roda ekonomi membaik jika dibandingkan tahun 2021.
Bahkan, lanjut dia, di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Singapura, COVID-19 sudah dianggap sebagai flu biasa, sehingga pemulihan ekonomi akan berlanjut.
"Hal ini akan membuat perusahaan global yang sempat vakum selama dua tahun akan berjalan kembali, investasi sudah akan dilakukan, dan pemulihan ekonomi akan terlihat di sektor manufaktur," ujar Henry dalam kesempatan yang sama.
Maka dari itu, ia pun optimistis kondisi global akan turut membantu bisnis luar negeri BNI, dengan 76 kantor cabang di luar negeri yang bisa diandalkan dalam optimalisasi ekspor produk Indonesia, seperti pada segmen komersial, korporasi, dan UMKM.
Selain itu terdapat pula delapan juta diaspora Indonesia di dunia untuk menyukseskan beberapa program yakni Diaspora Saving, Diaspora Lending, dan Diaspora.
Henry pun memprediksikan pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia akan berkisar 19 - 25 persen dan volume ekspor dan remitansi bertumbuh hingga 10 persen.
"Tak lupa kami ada program kuat yaitu BNI Xpora yang mengkoneksikan eksportir Indonesia di segmen komersial dan UMKM ke Diaspora di luar negeri. Itu mungkin strategi kami di 2022," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Selain itu rasio selisih bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) ditargetkan dalam rentang 4,6 - 4,8 persen dan serta tingkat biaya kredit mencapai 2 - 2,3 persen.
"Semuanya masuk dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) Tahun 2022 yang telah disusun dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian yang cukup menantang, baik domestik maupun global," ucap Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini dalam konferensi pers RUPST BNI 2021 di Jakarta, Selasa.(15/3)
BNI memprediksikan ekonomi global akan membaik pada tahun ini, di mana berdasarkan konsensus global perekonomian dunia akan tumbuh empat persen pada 2022 dan 3,5 persen tahun 2023.
Baca juga: BNI manfaatkan teknologi digital untuk targetkan investor milenial
Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan menilai hal tersebut sejalan dengan banyaknya masyarakat yang sudah divaksinasi COVID-19 penuh di hampir semua negara, sehingga roda ekonomi membaik jika dibandingkan tahun 2021.
Bahkan, lanjut dia, di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Singapura, COVID-19 sudah dianggap sebagai flu biasa, sehingga pemulihan ekonomi akan berlanjut.
"Hal ini akan membuat perusahaan global yang sempat vakum selama dua tahun akan berjalan kembali, investasi sudah akan dilakukan, dan pemulihan ekonomi akan terlihat di sektor manufaktur," ujar Henry dalam kesempatan yang sama.
Maka dari itu, ia pun optimistis kondisi global akan turut membantu bisnis luar negeri BNI, dengan 76 kantor cabang di luar negeri yang bisa diandalkan dalam optimalisasi ekspor produk Indonesia, seperti pada segmen komersial, korporasi, dan UMKM.
Selain itu terdapat pula delapan juta diaspora Indonesia di dunia untuk menyukseskan beberapa program yakni Diaspora Saving, Diaspora Lending, dan Diaspora.
Henry pun memprediksikan pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia akan berkisar 19 - 25 persen dan volume ekspor dan remitansi bertumbuh hingga 10 persen.
"Tak lupa kami ada program kuat yaitu BNI Xpora yang mengkoneksikan eksportir Indonesia di segmen komersial dan UMKM ke Diaspora di luar negeri. Itu mungkin strategi kami di 2022," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022