Guna meningkatkan kesadaran berorganisasi pada mahasiswa dan revitalisasi pedoman organisasi, Kementerian Pertanian RI mendorong upaya Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) menumbuhkembangkan SDM pertanian adaptif dan inovatif dari kepemimpinan organisasi kemahasiswaan.

Semangat tersebut mengemuka pada Musyawarah Mahasiswa [Muswa] Polbangtan Medan 2022 selama dua hari, 5 - 6 Februari, yang dibuka oleh Direktur Polbangtan Medan dalam hal ini di wakili oleh Wakil Direktur III Merlyn Mariana secara hibrid, online dan offline.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengingatkan tentang peran mahasiswa pertanian, khususnya vokasi pertanian Kementan memperkuat pembangunan nasional 

"Kita mau perguruan tinggi menjadi tonggak kekuatan negara ini untuk menghadirkan makan kepada 267 juta orang. Kita juga ingin perguruan tinggi memperkuat negara ini agar menjadi kuat," kata Mentan Syahrul. 

Menurutnya, generasi muda wajib memperkuat negaranya sendiri agar tidak mudah dikalahkan negara lain, karena itu, perguruan tinggi wajib mencetak SDM unggul dan berkarakter.

"Kita jangan kalah dengan Singapura, Malaysia, Thailand atau Korea. Makanya harus menjadi tanggung jawab bersama. Sebab besok hanya bisa baik, kalau hari ini kita bekerja dan menghadirkan SDM yang baik dan mampu bekerja untuk rakyat," kata Mentan Syahrul.

Sebelumnya Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP], Dedi Nursyamsi, mengatakan masa depan pertanian nasional ditentukan oleh semangat, kerja keras dan kinerja mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] di seluruh Indonesia.

"Kalian lebih penting daripada infrastruktur dan inovasi pertanian. Kenapa SDM berkualitas lebih penting? SDM andal dapat membangun infrastruktur dan berinovasi," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan mahasiswa Polbangtan harus menjadi ´motor penggerak´ transformasi pertanian tradisional menuju modern, sesuai kodratnya sebagai generasi milenial. 

Sebagaimana diketahui, milenial adalah sebutan bagi generasi Y dan Z, yang lahir di tengah kemajuan teknologi digital, sehingga mereka lebih tertarik dan adaptif pada teknologi informasi dan komunikasi [TIK] ketimbang generasi X yang lahir sebelum dekade 90-an.

"Pertanian tradisional itu peninggalan kolonial. Saat belum banyak penduduk seperti sekarang, pemenuhan kebutuhan pangan cukup dengan cara tradisional. Sekarang, milenial harus kuasai modernisasi pertanian. Kembangkan inovasi, mampu mengoperasikan plus perawatan dan pemeliharaan," kata Dedi.

Sementara Wadir III Merlyn Mariana mengapresiasi antusias mahasiswa peserta Muswa 2022 mengikuti seluruh agenda kegiatan, yunior hingga senior berpartisipasi aktif dalam dialog hingga memberi saran dan kritik.

"Kegiatan organisasi jadikan sebagai tempat berekspresi dan mengembangkan potensi namun jangan abai pada tugas dan kewajiban mahasiswa untuk menuntut ilmu di Polbangtan Medan," katanya yang hadir pada Muswa 2022 didampingi Bimtan Organisasi, Puji Wahyu Mulyani.

Pewarta: Rilis

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022