Sejumlah petani sawah di Tapanuli Selatan yang bertani di wilayah Desa Sibulele, Kecamatan Batang Angkola memastikan mengalami gagal panen.
"Kalau pun selamat paling bisa di panen sekitar 30 - 40 persen," kata Eliana Siregar yang menghubungi ANTARA, Jumat (3/12).
Sejumlah besar kondisi tanaman padinya di atas lahan 0,50 hektare atau 60 hari setelah tanam kini mulai tampak menguning, padahal belum bulir.
Baca juga: Jaga pertanaman, petani Tapsel aktif berburu hama tikus
"Batang - batang padi barietas inpari 32 yang kita budi dayakan tampak sebagian menguning dan kemudian busuk dan mengering," tambahnya.
Dikatakan, hama tikus merusak (memakan) pada bagian bawah batangnya padi yang ditanam. Kondisi ini sudah sejak tiga minggu ke belakang.
Nasib sama juga dialami Maslan Harahap, petani sawah di area saba (sawah) Sibara-bara, Sibulele. Sebagaian tanaman padi nya di atas lahan 0,50 hektare tidak luput sasaran hama tikus.
"Mau bagaimana lagi di buat. Perburuan tikus sudah di lakukan bersama pihak PPL, POPT-PHP dan kelompok tani, namun tidak bisa terbasmi. Tikusnya liar-liar," aku Eliana dan Maslan.
Keduanya hanya bisa berpasrah. "Kita tengok saja lah. Kita sudah pasrah bahkan pesimis. Mau menyemprot hama saja sudah malas. Biarkanlah," ucap Maslan lirih.
Terpisah Petugas POPT-PHO Batang Angkola - Angkola Muara Tais dari Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Sumut, Ali Husni dalam satu kesempatan tidak menampik adanya hama tikus di wilayah kerjanya.
"Bersama elemen masyarakat dan PPL, kita aktif berburu tikus baik dengan pengumpanan maupun sistem gropyokan atau menggunakan alat tradisional seperti alat pukul, jaring dan mesin babat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Kalau pun selamat paling bisa di panen sekitar 30 - 40 persen," kata Eliana Siregar yang menghubungi ANTARA, Jumat (3/12).
Sejumlah besar kondisi tanaman padinya di atas lahan 0,50 hektare atau 60 hari setelah tanam kini mulai tampak menguning, padahal belum bulir.
Baca juga: Jaga pertanaman, petani Tapsel aktif berburu hama tikus
"Batang - batang padi barietas inpari 32 yang kita budi dayakan tampak sebagian menguning dan kemudian busuk dan mengering," tambahnya.
Dikatakan, hama tikus merusak (memakan) pada bagian bawah batangnya padi yang ditanam. Kondisi ini sudah sejak tiga minggu ke belakang.
Nasib sama juga dialami Maslan Harahap, petani sawah di area saba (sawah) Sibara-bara, Sibulele. Sebagaian tanaman padi nya di atas lahan 0,50 hektare tidak luput sasaran hama tikus.
"Mau bagaimana lagi di buat. Perburuan tikus sudah di lakukan bersama pihak PPL, POPT-PHP dan kelompok tani, namun tidak bisa terbasmi. Tikusnya liar-liar," aku Eliana dan Maslan.
Keduanya hanya bisa berpasrah. "Kita tengok saja lah. Kita sudah pasrah bahkan pesimis. Mau menyemprot hama saja sudah malas. Biarkanlah," ucap Maslan lirih.
Terpisah Petugas POPT-PHO Batang Angkola - Angkola Muara Tais dari Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Sumut, Ali Husni dalam satu kesempatan tidak menampik adanya hama tikus di wilayah kerjanya.
"Bersama elemen masyarakat dan PPL, kita aktif berburu tikus baik dengan pengumpanan maupun sistem gropyokan atau menggunakan alat tradisional seperti alat pukul, jaring dan mesin babat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021