Perkembangan teknologi di era digitalisasi 4.0 menuntut penyuluh pertanian meningkatkan kemampuan. Kementerian Pertanian, melalui Polbangtan Medan, meningkatkan kemampuan penyuluh melalui program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) bagi ASN PPPK

Kementan berharap penyuluh melengkapi diri dengan memiliki kemampuan Internet of Things (IOT), Teknologi 3D, Cerdas/Kreatif, Adopsi Teknologi.

Selain itu penyuluh pertanian juga harus memiliki jiwa entrepreneur yaitu memiliki mimpi besar, bekerja cerdas dan cepat, mempunyai cara pandang yang berbeda, menyukai tantangan, mempunyai keyakinan yang kuat dalam menjalankan profesi, selalu mencari yang terbaik, disiplin waktu untuk mencapai target, memiliki kemampuan untuk memimpin, pantang menyerah.

Baca juga: Polbangtan Kementan gelar kuliah umum perdana bagi mahasiswa Program RPL

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mendorong kemajuan para penyuluh pertanian.

"Kementerian Pertanian (Kementan) akan mengupayakan peningkatan kapasitas bagi penyuluh pertanian Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang masih memiliki kualifikasi pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat," katanya.

Mentan SYL menambahkan, kebijakan pemerintah dalam peningkatan kualitas pendidikan ASN PPPK minimal harus mampu memperolah ijazah Diploma III.

Untuk itu, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan menyelenggarakan Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) bagi ASN PPPK.

Mentan SYL melihat bahwa penentu pertanian yang baik salah satu yaitu peran penyuluh.

“Kalian itu sangat penting, kalian adalah kopasus dari kementerian pertanian. Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) bidang pertanian yang profesional dilakukan melalui pendidikan, pelatihan vokasi maupun sertifikasi profesi," kata dia.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan, melalui RPL diberikan kesempatan yang lebih luas lagi untuk penyuluh pertanian yang telah memiliki pengalaman kerja, untuk dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi.

"Di tengah kemajuan yang begitu pesat, SDM pertanian kita juga harus terus ditingkatkan kualitasnya. Selain untuk dirinya sendiri, ini juga untuk mencapai pertanian yang maju, mandiri dan modern," kata Dedi.

Dilanjutkannya, pada era 4.0 saat ini, pertanian ditandai dengan kemajuan inovasi teknologi yang begitu pesat. Untuk itu, seluruh insan pertanian harus beradaptasi dengan baik.

"Peningkatan kualitas SDM ini akan sejalan dengan peningkatan produktivitas pertanian. SDM itu menyumbang 50 persen terhadap peningkatan produktivitas pertanian," ujar Dedi.

Menginat besarnya peran penyuluh pertanian, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti memberikan kuliah umum perdana bagi 227 orang mahasiswa baru Program Rekognisi Pembelajaran Lampau Polbangtan Medan TA 2021/2022 dengan tema Peran Strategis Penyuluh Pertanian di Era Agribisnis 4.0, 15 November 2021.

Kapusdiktan Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa pada Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian memiliki 3 pilar utama yaitu penyuluhan, pelatihan dan pendidikan.

BPPSDMP memiliki Politeknik Pembangunan Pertanian dengan terakreditasi Baik sehingga ketika berkoordinasi dengan Kemendikbudristek, Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP di perkenankan menyelenggarakan perkuliahan RPL.

“Setelah melalui beberapa tahapan proses seleksi, mahasiswa program RPL untuk tahap 1 dan 2  dapat diterima dan dapat memulai perkuliahannya,” kata Idha.

“Saat ini kita sedang menghadapi era industry 4.0. Saya rasa rekan rekan penyuluh yang sering berhadapan dengan petani dan stakeholder lainnya sudah merasakan bagaimana dalam 2 tahun terakhir terjadi perubahan yang sangat pesat. Saat ini kita sudah berada dalam konteks digitalisasi salah satunya adalah saat kita melksanakan perkuliahan secara full online dengan beberapa aplikasi online.  Kita menjadi bagian dari digitalisasi society 4.0 untuk mempercepat akselarasi tugas dan kegiatan kita," tambahnya.

Saat ini BPPSDMP berupaya meningkatkan Human Capital dimana sumber daya manusianya harus segera mampu menyesuaikan diri atau adaptif terhadap teknologi digital dan melakukan inovasi.

“Jangan Berhenti belajar dan jangan berhenti berinovasi,” tegas Idha.

Penyuluh sebagai pendamping petani sangat dibutuhkan untuk mendongkrak sektor pertanian agar terjadi pertumbuhan ekonomi.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi landasan bertumbuhnya kreativitas SDM serta dapat menjadi sumber pertumbuhan dan daya saing ekonomi.

Penyuluh pertanian adalah pelaku utama dan pelaku usaha yang dapat menjadikan  SDM pertanian yang berkualitas, andal, serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan dan organisasi bisnis.

Dijelaskan penyelenggaraan RPL  pada lembaga pendidikan vokasi lingkup Kementerian Pertanian ada di 6 Polbangtan yaitu Polbangtan Medan, Polbangtan Yoma, Polbangtan Bogor, Polbangtan Gowa, Polbangtan Malang dan Polbangtan Monokwari.

Idha membuka pemahaman mahasiswa bahwa ada 2 jenis Rekognisi Pembelajaran Lampau berdasarkan Permenristekdikti No. 26 Tahun 2016 yaitu RPL untuk melanjutkan pendidikan formal (Tipe A) dan RPL untuk mendapatkan pengakuan kesetaraan dengan kualifikasi level KKNI tertentu (Tipe B). Implementasi RPL pada pendidikan tinggi harus dilakukan dalam konteks meningkatkan mutudan relevansi pendidikan tinggi. Wajib memenuhi SNDIKTI.

Saat ini Kementan mendorong generasi muda bekerja pada sector pertanian dengan penberapan digitalisasi seperti penerapan internet of think (IoT), Robot Construction, Artificial Intelligence untuk pengembangan automatic dan otomatisasi mekanisasi pertanian, seperti automatic tracktor, smart green house, Automatic transplanter dan drone.

Hadir pada acara ini Direktur dan Wakil Direktur 1, 2 dan 3 Polbangtan Medan, Dosen Polbangtan Medan,Kepala Dinas maupun  Perwakilan Kepala Dinas Pertanian dari masing-masing provinsi koordinasi Polbangtan Medan mulai dari Prov. Sumatera Utara, Prov. Sumatera Barat, Aceh, Kepulauan Riau dan Jambi, Kepala atau yang mewakili Kepala BKD Prov. Sumatera Utara secara virtual.

Pewarta: Rilis

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021