Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahah 3 yang terletak di Kabupaten Asahan dan Kabupaten Toba Sumatera Utara merupakan salah satu proyek strategis nasional, nantinya tak sekadar menambah pasokan listrik di Sistem 275 kiloVolt (kV) tapi juga meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT).

"Proyek ini juga wujud nyata transformasi PLN melalui aspirasi green, dengan terus meningkatkan bauran EBT, seiring dengan terus bertumbuhnya kebutuhan energi listrik," kata General Manajer PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Utara, Pandapotan Manurung, dalam keterangan tertulis, Sabtu ( 16/10).

Baca juga: PLN UIW Sumut tekan angka kecelakaan kerja


Ia menyebutkan, untuk mengonversi arus menjadi sebesar 2x87 MW dibutuhkan air sekitar 106 meter kubik per detik.PLTA ini menggunakan sistem "run-of-river" yakni mengalirkan air dari Sungai Asahan untuk dialirkan ke turbin air melalui terowongan (Headrace Tunnel) yang sedang dibangun sepanjang 8 kilometer hingga Powerhause serta memutar dua unit turbin dengan tipe Vertical-shaft Francis.

"Mendukung keandalan dan suplai listrik untuk proses untuk proses kerja dan proses kontruksi yang ada di sana untuk kelancaran pekerjaan pembangunanan pembangkit PLTA Asahan 3, dan agar target penyelesaian proyek pembangkit tersebut tepat waktu," ujarnya.

Pandapotan menambahkan, dengan beroperasinya PLTA Asahan 3, maka kapsitas bauran energi untuk pembangkit EBT di Sumatera Bagian Utara sampai dengan 2023 akan meningkat menjadi 35,6 persen.

Sementara itu, Manajer Unit Pelaksana Proyek Sumatera Bagian Utara 4, Agil Darmawan mengungkapkan, bahwa pembangunan PLTA Asahan 3 telah dimulai pada tanggalm 28 Maret 2019.Hingga saaat ini progres pembangunan telah mencapai 38,26 persen.

"Nantinya listrik yang dihasilkan oleh PLTA Asahan 3 akan dialirkan melalui Gardu Induk Simangkuk, lalu masuk interkoneksi (di jaringan kelistrikan) Sumatera Utara Bagian Utara," ujarnya.

Agil mengatakan, PLTA Asahan 3 ditargetkan bisa menambah efisiensi PLN.Karena pengoperasian pembangkit ini diharapkan dapat menurunkan Biaya Pokok Produksi(BPP) untuk wilayah Sumatera Bagian Utara sekitar Rp72/kWh.Selain itu pembangkit ini juga berpotensi menambah jumlah pelanggan rumah tangga setara 241.000 sambungan rumah, dengan perhitungan daya pelanggan 900 VA.
 

Pewarta: Munawar Mandailing

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021